CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Harga minyak bisa tembus US$ 60 sebarel


Kamis, 09 November 2017 / 19:24 WIB
Harga minyak bisa tembus US$ 60 sebarel


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah sentimen global disinyalir bakal terus mendongkrak harga minyak mentah. Bahkan hingga akhir tahun ini, harga minyak diperkirakan bisa tembus US$ 60 per barel.

Salah satu sentimen penyokong adalah musim dingin ekstrem akan melanda Amerika Serikat. Mengutip Bloomberg, kebutuhan musim dingin AS tahun ini diperkirakan akan meningkat karena pasokan sempat terganggu saat badai Harvey dan Irma melanda negara tersebut.

Bahkan pemerintah AS telah menyatakan biaya untuk keperluan penghangat akan naik 17% pada musim dingin ini dibandingkan tahun lalu. Cuaca pada bulan-bulan bersalju juga diperkirakan akan lebih dingin.

Apalagi, selama musim tersebut, produksi minyak biasanya akan terhenti. "Kilang di AS kalau musim dingin itu libur untuk maintenance," jelas Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, hari ini.

Faktor lain, anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya diperkirakan bakal memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi pada pertemuan 30 November mendatang. Duo produsen minyak mentah terbesar di dunia, Arab Saudi dan Rusia menawarkan akan memperpanjang pembatasan produksi hingga kuartal III-2018, melewati komitmen awal yakni hingga Maret 2018.

Selanjutnya, ketegangan di Timur Tengah juga memicu spekulasi yang mendongkrak harga minyak. Timur Tengah tidak hanya diguncang usaha pemerintah Arab Saudi membabat koruptor, namun juga ada eskalasi peperangan antara Arab Saudi dan Iran.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menyebut, sentimen-sentimen tersebut bakal mendukung harga minyak.

Tak heran, Ibrahim dan Deddy meyakini, harga minyak mentah hingga akhir tahun ini bisa mencapai US$ 60 per barel. Bahkan hingga tahun depan, Deddy yakin harganya bisa tembus US$ 75 per barel.

Data Bloomberg menunjukkan, Kamis (9/11), harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2017 naik 0,19% ke US$ 56,92 sebarel pukul 19.09 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×