Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bank of America Merryll Lynch berpendapat, harga minyak mentah dapat merosot sekitar US$ 30 per barel jika China memutuskan untuk membeli minyak mentah Iran sebagai aksi balasan dari kebijakan tarif AS.
"Meski kami tetap mempertahankan prediksi harga minyak Brent untuk tahun depan di US$ 60 per barel, kami mengakui bahwa keputusan China untuk membeli minyak Iran dapat menyebabkan anjloknya harga minyak dunia," demikian hasil riset BofA Merril Lynch Global Research yang dirilis Jumat (2/8) lalu seperti yang dikutip dari CNBC.
Baca Juga: Harga minyak melanjutkan kenaikan setelah koreksi tajam
BofA Merril Lynch bahkan memperingatkan, harga minyak bisa merosot sebesar US$ 20 sampai US$ 30 per barel dari skenario tersebut.
Analis juga menilai, volatilitas terhadap harga minyak bisa kembali meningkat seiring aksi wait and see pelaku pasar atas respon China terhadap kebijakan tarif impor AS. Mereka menilai, China bisa membalasnya dengan membeli minyak dari Iran.
"Keputusan ini menggarisbawahi kebijakan luar negeri AS dan upaya untuk membentengi dampak negatif perang dagang terhadap ekonomi China seiring dengan kenaikan tarif AS," jelas laporan tersebut.
Baca Juga: Harga minyak kembali rebound pagi ini setelah melorot tajam
Ekspor minyak Iran melorot
Sementara itu, data yang dirilis S&P Global Patts menunjukkan, pengiriman minyak Iran melorot ke bawah 550.000 barel per hari pada Juni dari sekitar 875.000 barel per hari pada Mei, serta 2,5 juta barel pada Juni 2018. Hampir separuh ekspor minyak Iran dikirim ke China pada Juni dan Juli.
Menurut analis, keputusan China untuk membeli minyak Iran dengan mengabaikan sanksi AS bak pedang bermata dua.