Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah anjlok pada perdagangan awal pekan ini. Katalis negatif bagi harga emas hitam datang dari lonjakan infeksi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang meningkatkan kekhawatiran atas pelemahan permintaan minyak mentah. Di sisi lain, prospek peningkatan pasokan juga jadi sentimen negatif.
Senin (26/10) pukul 08.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Desember 2020 turun 53 sen atau 1,3% menjadi US$ 41,24 per barel.
Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2020 melemah 53 sen atau 1,3% ke US$ 39,32 per barel. Sebelumnya, harga minyak WTI sempat jatuh lebih dari US$ 1, tak lama setelah perdagangan di mulai.
Pekan lalu, harga minyak Brent turun 2,7% dan WTI juga anjlok 2,5%.
Baca Juga: Kesepakatan stimulus AS menjauh, harga emas spot ke bawah US$ 1.900 per ons troi
Koreksi pada harga minyak datang setelah AS kembali melaporkan jumlah tertinggi infeksi virus corona baru dalam dua hari hingga Sabtu. Lonjakan virus corona juga terjadi di Eropa, dengan Prancis mencatatkan kasus baru mencapai rekor lebih dari 50.000 pada hari Minggu (25/10).
Di sisi penawaran, National Oil Corp Libya pada hari Jumat mengakhiri force majeure pada ekspor dari dua pelabuhan utama. Negara ini juga menyebut produksi minyak akan mencapai 1 juta barel per hari (bph) dalam empat minggu, peningkatan yang lebih cepat dari yang diperkirakan banyak analis.
OPEC+, juga akan meningkatkan produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai Januari 2021 mendatang. Ini dilakukan setelah memangkas produksi dengan jumlah rekor di awal tahun ini.
"Kebangkitan kasus Covid-19 di Eropa dan Amerika Utara telah menghentikan pemulihan permintaan," kata ANZ Research dalam sebuah catatan.
"Jika kondisi pasar memburuk, (OPEC +) tidak akan punya pilihan selain menunda kenaikan kuota satu atau dua bulan pada pertemuannya pada 1 Desember," kata ANZ.
Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengindikasikan bahwa ia mungkin setuju untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak OPEC+.
Baca Juga: Ada sentimen omnibus law, ini rekomendasi saham emiten menara dari analis
Di AS, perusahaan energi meningkatkan jumlah rig mereka sebanyak lima sehingga total menjadi 287 dalam seminggu hingga 23 Oktober. Ini jumlah terbanyak sejak Mei, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. Jumlah rig merupakan indikator pasokan di masa depan.
Namun, investor meningkatkan posisi beli bersih mereka di kontrak berjangka minyak mentah AS dan opsi selama seminggu hingga 20 Oktober, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS mengatakan pada hari Jumat.
Selanjutnya: Bursa Asia menguat di tengah kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 di Eropa dan AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News