Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah bergerak liar di awal perdagangan hari ini. Dengan Brent diperdagangkan lebih tinggi di tengah kekhawatiran pasokan, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) turun, karena para pedagang menyeimbangkan kekhawatiran pasokan terhadap kekhawatiran tentang resesi atau pembatasan Covid-19 China memukul permintaan.
Senin (11/7) pukul 09.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent berjangka untuk kontrak pengiriman September 2022 naik 11 sen atau 0,1% ke US$ 107,13 per barel. Di akhir pekan lalu, Brent ditutup melesat 2,3%.
Berbeda, harga minyak mentah jenis WTI kontrak pengiriman Agustus 2022 tergelincir 15 sen atau 0,1% ke US$ 104,64 per barel, memangkas kenaikan 2% dari hari Jumat.
Perdagangan minyak cenderung tipis di awal pekan ini karena hari libur umum di beberapa bagian Asia Tenggara, seperti pasar Malaysia dan Singapura untuk merayakan Idul Adha.
Kedua kontrak minyak mentah itu mencatat penurunan mingguan pekan lalu karena pasar didominasi oleh kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga untuk mengekang inflasi akan memicu resesi dan mengurangi permintaan minyak.
"Posisi beli bersih dalam minyak mentah berjangka WTI saat ini berada di level terendah sejak Maret 2020, ketika permintaan runtuh di tengah wabah awal COVID-19. Ini terlepas dari tanda-tanda pengetatan yang berkelanjutan," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Ditutup Menguat 2% di Akhir Pekan, Harga Minyak Masih Melemah Sepanjang Minggu Ini
Kedua kontrak acuan diperdagangkan lebih rendah pada awal perdagangan pada hari Senin kemudian berbalik positif sebelum diperdagangkan ke arah yang berbeda.
Data terbaru tentang kasus Covid-19 di China menunjukkan angka telah turun dari hari sebelumnya, tetapi kekhawatiran tetap ada tentang potensi penguncian yang lebih luas setelah subvarian Omicron baru ditemukan di Shanghai.
Di sisi penawaran, pasar tetap gelisah tentang rencana negara-negara Barat untuk membatasi harga minyak Rusia, dengan Presiden Vladimir Putin memperingatkan sanksi lebih lanjut dapat menyebabkan konsekuensi bencana di pasar energi global.
Masih ada pertanyaan tentang berapa lama minyak mentah dari Kazakhstan melalui Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) akan mengalir. Pasokan terus berlanjut sejauh ini di jalur pipa, yang membawa sekitar 1% minyak global, bahkan setelah diperintahkan oleh pengadilan Rusia pekan lalu untuk menangguhkan operasi.
Ekspor minyak mentah CPC Blend akan meningkat menjadi 5,45 juta ton untuk Agustus dari 4,86 juta ton pada Juli, menurut jadwal pemuatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News