Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga minyak melayang di bawah level tertinggi lima bulan pada penutupan perdagangan Kamis (6/8). Katalis negatif bagi emas hitam datang terkait penurunan permintaan bahan bakar yang akhirnya menangkal optimisme tentang pengurangan pasokan Irak.
Kamis (6/8), harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 di ICE Futures ditutup melemah 8 sen menjadi US$ 45,09 per barel.
Serupa, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 di Nymex ditutup turun 24 sen ke US$ 41,95 per barel. Pelemahan ini menghentikan kenaikan harga minyak yang sudah berlangsung empat hari berturut-turut.
Baca Juga: Jelang stimulus baru, Wall Street terus melaju, Nasdaq ditutup di atas 11.000
Kekhawatiran bahwa permintaan tertekan oleh perlambatan ekonomi akibat pandemi virus corona sangat mempengaruhi pergerakan harga minyak jelang penutupan. "Kini, semua orang sedang menunggu paket bantuan virus corona untuk memberikan peningkatan pada ekonomi," kata Phil Flynn, Senior Analyst Price Futures Group di Chicago.
Di awal sesi, harga minyak sempat melonjak karena persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang turun di pekan lalu serta pengurangan produksi yang direncanakan Irak.
Irak mengatakan, akan melakukan pemotongan tambahan dalam produksi minyaknya sekitar 400.000 barel per hari pada bulan Agustus untuk mengkompensasi kelebihan produksi selama periode sebelumnya. Asal tahu saja, di bulan Mei, Irak gagal mematuhi pemangkas produksi di bawah pakta pengurangan pasokan oleh OPEC+.