Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT PT XL Axiata Tbk (EXCL) berhasil menjadi anggota indeks IDX30. Saham dalam indeks ini adalah saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta memiliki fundamental baik dan kepatuhan tinggi.
Tak hanya itu, harga saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) menguat selama tiga bulan terakhir. Data RTI menyebut, saham EXCL dalam tiga bulan naik 30,19%. Pada Jumat (24/7) harga saham EXCL ditutup turun 2,13% di Rp 2.760 per saham.
Baca Juga: Ini daftar lengkap saham penghuni IDX30 untuk periode Agustus 2020-Januari 2021
Analis PT UOB Kay Hian Sekuritas Raphon Prima dalam riset Jumat 24 Juli 2020 menjelaskan, harga saham EXCL terlihat pulih berbentuk V dan reli 100% sejak berada di level bottom pada Maret tahun ini. "Ini menunjukkan bahwa wabah Covid 19 tidak berdampak negatif pada kinerja EXCL," terang dia.
Kenaikan harga saham EXCL bahkan melebihi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setelah mencapai dasar pada bulan Maret. Saat ini, harga saham EXCL telah kembali ke tingkat sebelum wabah Covid-19. "Alih-alih, mendapat manfaat dari peningkatan lalu lintas data, terutama di kuartal II tahun 2020 yakni saat pembatasan sosial yang masif diterapkan," kata Raphon dalam riset.
Jika dibandingkan dengan emiten telekomunikasi yang lain seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indosat Tbk (ISAT), EXCL harus mendapatkan manfaat terbesar dari wabah Covid-19 karena memiliki data seluler tertinggi porsi 80%.
Baca Juga: Ada paket tanpa batasan kuota dan kecepatan dari XL Axita bagi penggemar streaming
Raphon juga memperkirakan, EBITDA EXCL pada tahun 2020 dan tahun 2021 masing-masing akan tumbuh sebesar 16% dan 10% secara year on year (yoy). Dia juga mengharapkan, EXCL untuk membukukan pertumbuhan pendapatan 9% pada tahun 2020, lebih tinggi dari proyeksi manajeman yang tumbuh pertengahan satu digit.
"Kami mengharapkan dampak pandemi pada pendapatan EXCL telah pada puncaknya pada kuartal II tahun ini. Untuk 2021, kami berharap pertumbuhan pendapatan EXCL melambat 7% yoy," ujar Raphon.
UOB Kay Hian memperkirakan pertumbuhan EBITDA 16% yoy pada tahun 2020 karena efisiensi biaya. Tetapi pada tahun 2021 sedikit melambat yakni tumbuh 10% secara yoy karena pertumbuhan pendapatan yang lebih lambat.
EXCL telah membuat kemajuan di pasar broadband tetap rumahan mencapai 350.000 rumah. Ini terjadi karena meningkatnya permintaan broadband yang meningkat. XL Home telah mencapai 350.000 rumah.
Baca Juga: Permintaan data naik saat pandemi Covid-19, begini strategi XL Axiata (EXCL)
Selain meningkatnya lalu lintas data seluler, wabah Covid-19 telah memicu permintaan untuk broadband tetap rumah. Meskipun pemerintah melonggarkan pembatasan sosial, penggunaan internet masih tinggi. "Kami telah melihat tren naik berkelanjutan untuk permintaan baru broadband tetap rumah," kata Raphon.
EXCL menembus pasar ini mulai dari 18 Desember di bawah merek XL Home. Saat ini, XL Home telah memiliki 350.000 rumah. Meski, kontribusi pendapatan XL Home masih kurang dari 2%, produk ini harus tetap penting dalam masa depan. Pasalnya, penetrasi broadband tetap di Indonesia masih rendah di 13% dari total rumah.
Emiten telekomunikasi menurut UOB Kay Hian mungkin tidak menjadi prioritas dalam fase pemulihan ekonomi mendatang. "Kami masih mempertahankan beli untuk EXCL saat ini. Namun, kami harus mempertimbangkan itu saat ini harapan untuk pemulihan ekonomi 2021 meningkat," Kata Raphon.
Pada fase pemulihan ini, investor kemungkinan fokus pada sektor seperti keuangan dan manufaktur yang menawarkan potensial besar daripada sektor defensif seperti emiten telekomunikasi. EXCL mungkin reli besar ke depan jika ada katalis dari konsolidasi.
Baca Juga: XL Axiata (EXCL) catat permintaan dan trafik layanan home broadband masih tinggi
Namun, UOB Kay Hian tidak melihat konsolidasi di Indonesia dalam waktu dekat karena operator telekomunikasi masih menunggu perubahan pada peraturan telekomunikasi tersebut. "Kami mempertahankan beli dengan yang target harga Rp 3.270 per saham," terang Raphon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News