Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan harga batubara yang masih tinggi, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mulai mengurangi penggunaan komoditas energi ini. Hal ini tercermin dari penurunan penggunaan batubara per metrik ton nikel pada kuartal ketiga 2022
Bila dibandingkan dengan triwulan kedua 2022, penggunaan batubara per metrik ton nikel dalam matte turun sebesar 28%. Penurunan konsumsi batubara ini diimbangi dengan penggunaan high sulphur fuel oil (HSFO) 40% lebih tinggi per metrik ton nikel dalam matte pada periode yang sama.
“Penggunaan HSFO yang naik dan batubara yang turun ini memang dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga batubara. Tanur pengering kami bisa menggunakan sumber energi batubara dan HSFO,” kata Bernardus Irmanto, Chief Financial Officer Vale Indonesia kepada Kontan.co.id, Jumat (28/10).
Mulai September kemarin, dengan mempertimbangkan harga kedua komoditas, INCO mulai mengoperasikan tanur pengering dengan HSFO.
Baca Juga: Lippo Cikarang (LPCK) Targetkan Pendapatan Rp 650 Miliar dari Bisnis Kawasan Industri
“Dan ini diharapkan mengurangi tekanan biaya energi,” sambung dia.
Pada kuartal ketiga 2022, realisasi harga rata-rata batubara yang digunakan INCO sebesar US$ 440,79 , naik 14% dari realisasi harga batubara di kuartal kedua 2022 sebesar US$ 386,39 per ton.
Harga rata-rata diesel per liter pada kuartal ketiga 2022 sebesar US$ 0,98, naik 20% dari kuartal kedua 2022. Sedangkan Harga rata-rata HSFO per barel sebesar US$ 98,82, naik 12% dari kuartal kedua 2022 yang sebesar US$ 88,12.
INCO berhasil mencetak kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Emiten penghuni Indeks Kompas100 ini membukukan laba bersih senilai US$ 168,38 juta. Jumlah ini naik 37% dari laba bersih per kuartal ketiga 2021 sebesar US$ 122,93 juta
Melansir laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (28/10), kenaikan laba bersih INCO sejalan dengan kenaikan pendapatannya. INCO tercatat membukukan pendapatan senilai US$ 873,77 juta, naik 27,29% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 686,43 juta.
Baca Juga: Wintermar (WINS) Merugi pada Kuartal III, Begini Penjelasan Manajemen
Kenaikan pendapatan INCO dibarengi dengan beban pokok pendapatan yang meningkat, terutama didorong oleh biaya energi dan royalti yang lebih tinggi. Per kuartal ketiga 2022, beban pokok pendapatan tercatat sebesar US$ 614,69 juta, naik 19% secara tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News