kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Harga Mahal Berlian Tidak Selalu Abadi


Rabu, 25 Februari 2009 / 09:55 WIB
Harga Mahal Berlian Tidak Selalu Abadi


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berlian adalah abadi. Tapi ini tidak berlaku untuk harganya yang terkenal mahal itu. Buktinya, kini, di saat harga emas terus menanjak, harga berlian justru turun.

Harga berlian jatuh setelah menikmati kenaikan harga dalam dua dekade terakhir. Sekarang, banderol perhiasan mewah ini sudah menyusut antara 20%-30% dari rekor tertinggi pada Agustus 2008.

Catatan saja, menurut PolishedPrices.com, kemarin (24/2), indeks rata-rata harga berlian berada di posisi 113,3. Padahal per 11 Agustus 2008, indeks harga berlian berada di 137,57. Jadi, rata-rata harga berlian sudah luntur 17,64%.

Penurunan ini tak lepas dari krisis ekonomi dunia. Akibat krisis, permintaan berlian di pasar Amerika Serikat anjlok 20%. Padahal, AS menyumbang lebih dari 50% permintaan berlian dunia.

Tak heran kalau stok berlian dunia kini berlimpah. Ingat pula, setiap berlian yang ditemukan dan dijual sejak awal mula, kalau tidak hilang, pasti masih ada hingga kini. Malahan menurut data De Beers, peritel berlian terbesar dunia, warga dunia memegang 500 juta karat berlian. Jumlah ini 50 kali lipat produksi perusahaan kartel berlian tersebut.

Persoalannya, bagaimana kalau publik mulai menjual berlian milik mereka karena krisis? De Beers pun tak berdaya. Penjualan De Beers pada November dan Desember 2008 jatuh di bawah target. Bahkan, Jumat (20/2), De Beers mengungkapkan rencananya meminjam US$ 500 juta dari pemegang sahamnya.

Sebelumnya, Januari 2009, De Beers mengatakan akan mengurangi produksi berlian mentahnya sebanyak 50% sampai April 2009. Caranya, De Beers akan memangkas waktu kerja dan memindahkan pekerja dari penggalian ke pemeliharaan tambang.

Ini sangat berbeda dibandingkan kondisi September 2008, tepat sebelum Lehman Brothers bangkrut. Waktu itu, De Beers malah tak mampu memproduksi berlian cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan. Tapi, kini De Beers mesti menurunkan harga berlian mentahnya 15%-20%. Catatan saja, De Beers mengontrol 40% pasar berlian dunia.

Konsultan berlian dari Tacy Ltd Chaim Even-Zohar kepada Bloomberg bilang, permintaan ritel berlian akan turun 15% antara November 2008 sampai Oktober 2009. Sedangkan permintaan berlian mentah anjlok 63%.

Di Indonesia, permintaan perhiasan berlian juga merosot. "Turunnya setara penurunan perhiasan emas, sekitar 40% dari tahun lalu," kata Iskandar Husein, Ketua Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia, kemarin.

Permintaan anjlok

Hendra Wijaya, pengelola Q Jewellery di Cikini mengaku permintaan berlian maupun emas makin sepi. Menurutnya, ini sudah terjadi sejak tahun lalu. "Sekarang mungkin malah lebih sepi ketimbang krisis 1998," imbuhnya.

Harga berlian di pasar lokal sendiri hanya turun tipis jika dikonversi ke dalam rupiah. "Turunnya sekitar 10%-20%," ujar Hendra. Sebab, nilai tukar dolar terhadap rupiah terus menguat belakangan ini.

Itu adalah penurunan harga rata-rata. Sebab, berlian kualitas baik mengacu pada empat ukuran kualitas berlian yakni cut, clarity carat, color (4C), cenderung stabil harganya. "Berlian jenis ini adalah collector item, jadi harganya terjaga," kata Iskandar.

Yang turun banyak adalah berlian kualitas rendah. "Bisa lebih dari 20%," kata Hendra. Dengan beragam kualitas berlian, kisaran harga berlian satu karat, saat ini mencapai sekitar US$ 3.000-US$ 12.000.

Iskandar memperkirakan, harga perhiasan berlian akan masih melemah. "Perhiasan bukan alat investasi aman saat krisis sehingga permintaannya takkan naik," jelasnya.

Ini sangat berbeda dengan kondisi di pasar emas. Sebagai safe haven investasi, permintaan emas berpeluang menanjak. "Terutama emas batangan," kata Iskandar. Ia melihat saat ini terjadi pergeseran investasi. Orang yang sebelumnya membeli berlian, menjualnya dan membeli emas batangan.

Tapi, pasar di dalam negeri tergantung rupiah. "Kurs rupiah ini labil sekali. Begitu kursnya rupiah menguat sedikit, harga emas dan berlian akan turun banyak," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×