kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Harga kompak menguat, ini rekomendasi untuk saham BUMN Konstruksi


Rabu, 12 Desember 2018 / 19:42 WIB
Harga kompak menguat, ini rekomendasi untuk saham BUMN Konstruksi
ILUSTRASI. LRT Jabodebek


Reporter: Rezha Hadyan | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham BUMN karya atau sektor konstruksi kompak menguat pada perdagangan Rabu (12/12).

Berdasarkan pantauan di RTI Infokom pada pukul 17.00 WIB, saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 3,43% ke level Rp 1.855 per saham, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) naik 3,83% ke level Rp 1625 per saham dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 6,10% ke level Rp 1.675 per saham.

Lalu kenaikan paling tajam terjadi pada saham PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk (PTPP) sebesar 6,32% menjadi Rp 2.020 per saham.

Pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani terkait kepastian alokasi anggaran pembiayaan infrastruktur oleh pemerintah diduga menjadi sentimen yang mendorong penguatan saham emiten pelat merah ini. 

Saat menjadi pembicara dalam seminar Prospek Bisnis dan Investasi Jawa Tengah 2019 di Semarang, Sri Mulyani mengatakan bahwa alokasi anggaran untuk pembiayaan infrastruktur tahun depan berkisar di angka Rp 400 triliun.

Sebagai informasi, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyebut pemerintah akan mengucurkan dana sebesar Rp 420,5 triliun untuk pembangunan infrastruktur di tahun 2019. Jika dibandingkan dengan anggaran tahun ini, kenaikannya berkisar 2,4%.

Analis Reliance Sekuritas Kornelis Wicaksono mengatakan, naiknya saham BUMN Karya disebabkan oleh adanya aksi poles saham atau window dressing yang lazim dilakukan oleh emiten maupun perusahaan sekuritas di akhir tahun.

Selain itu, di waktu yang bersamaan emiten plat merah ini menerima dana segar pembayaran proyek yang mereka garap. “Contohnya itu Adhi Karya yang baru saja menerima pembayaran proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) dari PT Kereta Api,” kata dia kepada Kontan.co.id.

Asal tahu saja, Adhi Karya baru saja menerima kucuran dana segar sebesar Rp 2,5 triliun untuk proyek LRT Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek).

Pembayaran dilakukan berdasarkan progres pekerjaan LRT Jabodebek tahap I dari bulan Oktober 2017 sampai dengan Juni 2018.

Menurut Kornelis, sentimen positif lain yang ikut mendongkrak harga saham BUMN Karya adalah batalnya penundaan proyek yang santer terdengar beberapa waktu lalu. 

Selain itu, datangnya tahun politik dinilai ikut memberikan pengaruh karena calon presiden incumbent kemungkinan akan meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing.

“Merujuk sejarah tiga pemilu terakhir, IHSG selalu naik tinggi dan secara khusus kenaikan sektor properti yang didalamnya termasuk sektor konstruksi itu naik 53,20%, jadi potensinya untuk naik sangat besar,” kata dia.

Kepada investor, Kornelis merekomendasikan keempat saham ini untuk dikoleksi jangka panjang. Target harga bagi WSKT ada di level Rp 2.250 per saham, ADHI Rp 2.060 per saham, WIKA Rp 2.070 per saham, dan PTPP Rp 2.570 per saham.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menyebut komitmen pemerintah untuk meningkatkan konektivitas nasional dan menggenjot penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) menjadi salah satu faktor yang mendongkrak saham BUMN Karya. 

Selain itu dilibatkannya empat emiten ini di sejumlah proyek yang didanai oleh investor asing juga ikut menjadi sentimen positif. 

“Sejak bulan Oktober, empat emiten BUMN ini trennya cukup baik walupun sempat mengalami pelemahan,” kata dia.

Terkait dengan resesi Amerika Serikat (AS), Nafan menyebut empat emiten ini dapat dikatakan cukup tangguh untuk menghadapi dampak dari resesi tersebut.

“Berbeda dengan emiten berbasis finansial yang pengaruhnya sangat besar, emiten konstruksi ini masih cukup aman dari dampak buruk resesi AS,” ungkap dia.

Namun, emiten BUMN Karya juga perlu mewaspadai dampak resesi AS yang mungkin merubah kebijakan emiten perbankan di dalam negeri. Pasalnya, empat emiten BUMN itu mengandalkan pinjaman dari perbankan untuk mendanai proyek-proyek yang mereka garap.

“Emiten perbankan terutama bank BUMN kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV itu menyalurkan kredit untuk proyek pembangunan infrastruktur, tentu hal itu akan berpengaruh pada kinerja BUMN Karya,” kata Nafan.

Nafan merekomendasikan kepada investor untuk mengoleksi empat saham kontraktor pwlat merah ini dalam jangka panjang. Target harga bagi WSKT berada di level Rp 1995 per saham, ADHI Rp 1.820 per saham, WIKA Rp 1.885 per saham, dan PTPP Rp 2.130 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×