kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga komoditas positif, penjualan Kapuas Prima Coal (ZINC) melonjak pada semester I


Sabtu, 14 Agustus 2021 / 09:30 WIB
Harga komoditas positif, penjualan Kapuas Prima Coal (ZINC) melonjak pada semester I


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan harga komoditas yang masih berlangsung rupanya menjadi angin segar bagi PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC). emiten yang bergerak di bidang pertambangan bijih besi (Fe) dan Galena yang kemudian diolah menjadi konsentrat timbal (Pb) dan konsentrat seng (Zn) pun mencatatkan kenaikan kerja yang signifikan. 

“Realisasi kinerja semester I-2021 masih dalam proses perhitungan, namun sebagai gambaran, penjualan kami mengalami kenaikan lebih dari 60% seiring harga komoditas yang masih berada dalam tren positif,” kata Direktur Utama ZINC Harjanto Widjaja kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8).

Jika mengacu kinerja ZINC pada semester I-2020, mereka mencatatkan penjualan sebesar Rp 301,4 miliar. Artinya, dengan kenaikan lebih dari 60% pada paruh pertama tahun ini, ZINC setidaknya berpotensi mencatatkan penjualan Rp 482,24 miliar.

Dari sisi produksi, per kuartal I-2021 kemarin, ZINC telah memproduksi ore sebesar 126.000 ton, atau naik 57,5% jika dibandingkan dengan produksi ore pada periode yang sama tahun  sebelumnya yaitu sebesar 80.000 ton.  

Baca Juga: Meski produksi turun, penjualan Salim Ivomas (SIMP) naik 30% di semester pertama

Lebih lanjut, Harjanto optimistis kinerja ZINC masih akan kembali positif pada paruh kedua tahun ini jika melihat realisasi semester I-2021 tersebut. Terlebih lagi, diperkirakan peningkatan harga komoditas masih akan berlanjut hingga akhir tahun. 

Selain itu, menurut Harjanto, saat ini kinerja perseroan juga didukung oleh adanya peningkatan harga dan permintaan komoditas bijih besi, serta logam dasar terutama untuk konsentrat timbal dan seng dari berbagai negara.

Sebelumnya, ZINC menargetkan pendapatan pada tahun ini bisa mencapai Rp 1,25 triliun. Dengan realisasi sejauh ini, Harjanto optimistis ZINC pada tahun ini bisa membukukan penjualan sebesar Rp 1,2 triliun - Rp 1,5 triliun. 

“Dalam rangka mencapai target yang kami tetapkan sebelumnya hingga akhir tahun ini, perseroan telah menjalankan strategi bisnis melalui peningkatan kapasitas produksi sebesar 20-30% atau mencapai 564.000 ton konsentrat,” imbuh Harjanto.

Baca Juga: Volume penjualan batubara Bayan Resources (BYAN) turun pada kuartal II, ini alasannya

Salah satu langkah peningkatan kapasitas produksi tersebut adalah dengan mengalokasikan sebagian hasil fasilitas pinjaman dari Bank Mandiri untuk investasi infrastruktur pertambangan.

Adapun, mengacu keterbukaan informasi akhir Juni 2021, ZINC telah meneken perjanjian kredit fasilitas term loan sebesar US$ 96 juta dan fasilitas tambahan non-cash loan sebesar US$ 14 juta dengan Bank Mandiri. 

Perjanjian kredit fasilitas term loan sebesar US$ 96 juta dialokasikan untuk sejumlah keperluan. Rinciannya, alokasi untuk refinancing senilai US$ 23,4 juta, modal kerja senilai US$ 10,9 juta, belanja modal senilai US$ 36,65 juta, dan sisanya untuk penyelesaian smelter milik ZINC senilai US$ 25 juta. 

Mengenai strategi penambahan kapasitas produksi, Harjanto memaparkan, ZINC akan  menjalankan penambangan bawah tanah dengan cara memperluas dan memperpanjang jaringan bawah tanah supaya bisa mencapai ore deposit yang ditargetkan. Belanja modal juga dialokasikan untuk membeli alat berat demi menunjang pengambilan ore getting dan mempercepat ritme pengambilan dan processing

Tujuannya untuk menunjang pengambilan ore getting dan mempercepat ritme pengambilan ore dan processing ore. Sampai dengan kuartal I-2021 ini, ia bilang pihaknya telah melakukan pembelian sekitar 25 unit alat berat dengan menghabiskan dana sekitar US$ 2 juta hingga US$ 3 juta.

Pada tahun ini, ZINC juga mengincar target produksi konsentrat timbal bisa mencapai sekitar 17.500 ton, sementara produksi konsentrat seng bisa mencapai sekitar 46.000 ton, sesuai dengan kuota ekspor perusahaan. 

Sebagai pembanding, realisasi produksi konsentrat timbal perusahaan di tahun 2020 mencapai 12.658 ton, sementara realisasi produksi konsentrat seng ZINC di tahun 2020 mencapai  39,974 ton.

Baca Juga: Kenaikan harga jual CPO mengerek pendapatan dan laba Lonsum (LSIP)

Harjanto mengatakan, penjualan hasil produksi komoditas ZINC bakal menyasar pasar ekspor dan juga domestik. Untuk pasar ekspor, ia bilang permintaan datang dari berbagai negara, namun yang terbesar masih dari China. Selain itu, pihaknya juga tengah dalam pertimbangan untuk mengirim konsentrat ke negara Korea dan Jepang.

Adapun, pada kuartal I-2021, ZINC sudah mencatatkan penjualan konsentrat timbal sebanyak 3.000 ton. Lalu, penjualan konsentrat seng sudah mencapai mencapai 8.600 ton

Terkait penyelesaian smelter, Harjanto mengungkapkan, smelter timbal yang berada di Kotawaringin Kalimantan Tengah ditargetkan akan mulai memasuki tahap commissioning pada kuartal keempat tahun ini, yang menjadikan satu-satunya smelter timbal di Indonesia. 

“Kemudian kami juga tengah meningkatkan penambangan bijih besi untuk dijual ke salah satu smelter di Indonesia sejak kuartal I-2021. Diharapkan dengan langkah-langkah tersebut ZINC dapat mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun ini,” tutup Harjanto.

Selanjutnya: Mandala Finance (MFIN) catatkan pelanggan aktif 487.000 di semester pertama 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×