Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) yang akan kembali menaikan suku bunga dalam pertemuan mendatang menekan sejumlah mata uang utama dunia. Namun, tidak bagi mata uang komoditas.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, mata uang komoditas masih relatif bertahan terhadap dolar AS, dan pasar terlihat sudah mengantisipasi semua bentuk keputusan yang akan diambil The Fed meskipun sudah dipastikan The Fed akan menaikan tingkat suku bunga dalam pertemuan mendatang untuk menekan inflasi.
"Mata uang seperti CAD, AUD dan NZD terlihat lebih unggul sepanjang kuartal pertama 2022 di tengah memanasnya tingkat inflasi karena kenaikan harga komoditas," ujar Sutopo kepada Kontan.co.id
Inflasi AS yang panas telah membebani konsumen, meskipun terjadi kenaikan tingkat upah. Namun kenaikan harga terlalu jauh, sehingga mesti ada kebijakan dari The Fed untuk menaikkan suku bunga antara 0,25 bps atau 0,50 bps untuk mengimbangi kondisi ini.
Baca Juga: Bunga The Fed Naik, Mata Uang Komoditas Bisa Jadi Pilihan Menarik
Sutopo mengatakan, inflasi AS tidak akan cepat turun drastis ke target di level 3%. Sehingga CAD, AUD dan NZD terhitung masih akan relatif bertahan atas kemungkinan tersebut.
Menurut Sutopo, sepanjang bulan ini, yen Jepang menjadi yang terlemah dan Aussie yang terkuat. Yen yang melemah memperburuk inflasi dengan membuat impor lebih mahal, yang dapat mempersulit Bank of Japan (BoJ) untuk terus mencoba membatasi imbal hasil pada tingkat yang sangat rendah.
"Perbedaan suku bunga AS/Jepang telah melebar, yang telah menjadi pendorong di balik penurunan spektakuler yen," ucap Sutopo
Sutopo menyampaikan, Kementerian Keuangan Jepang tidak nyaman dengan penurunan tajam pada yen.
Menurut Sutopo, CAD,AUD dan NZD masih cukup bertahan, karena bank sentral Bank of Canada (BoC), Reserve Bank of Australia (RBA) ataupun Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) juga akan melakukan hal yang sama untuk mengimbangi kebijakan The Fed, karena mereka juga menghadapi kendala yang sama soal inflasi.
Sedangkan, pergerakan kurs rupiah masih bertahan dalam guncangan sepanjang kuartal pertama 2022 dan sangat stabil. Rupiah ditopang iklim investasi yang sejuk dan menyebabkan arus modal asing masuk.
Bank Indonesia BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir masih mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, di tengah inflasi yang jinak.
Dengan pertimbangan bahwa inflasi AS yang tidak akan turun dengan cepat, Sutopo memperkirakan, CAD, AUD, NZD masih berada di zona hijau untuk menjadi aset pilihan dalam berinvestasi.
"Posisi ketiga mata uang tersebut lagi bagus. Namun perkembangan isu politik serta sentimen kenaikan suku bunga The Fed akan membuat mata uang tersebut mengalami koreksi," tutur Sutopo
Baca Juga: Perkasa, Rupiah Spot Ditutup Menguat ke Rp 14.344 Per Dolar AS Pada Hari Ini (30/3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News