Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi
Rusia adalah pengekspor gandum utama dunia. Jika dikombinasikan dengan Ukraina, kedua negara ini menguasai sekitar 29% pasar ekspor gandum dunia. Di sisi lain, Indonesia yang beriklim tropis tidak dapat menghasilkan gandum. Artinya, Indonesia harus mengimpor gandum dan tepung terigu dari negara lain.
Sejumlah emiten konsumer yang berada dalam cakupan analisis Natalia diantaranya PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) memiliki eksposur terhadap biaya gandum impor.
Berdasarkan analisis sensitivitas yang dia lakukan, perubahan harga gandum, susu, minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO), dan minyak mentah akan berdampak negatif terhadap pendapatan perusahaan konsumen.
Berdasarkan analisis sensitivitas, INDF dinilai tidak terlalu terpengaruh oleh pergerakan harga CPO karena divisi agribisnisnya sebagian mengimbangi penurunan pada margin ICBP. Namun, INDF terdampak negatif dari kenaikan harga gandum.
BRI Danareksa Sekuritas menyematkan rating netral terhadap sector consumer. Rekomendasi di sektor ini diantaranya hold saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan target harga Rp 4.300, sell saham PT Kino Indonesia Tbk (KINO) dengan target harga Rp 1.700, dan sell MYOR dengan target harga Rp 2.100.
BRI Danareksa Sekuritas menyematkan rating buy untuk ICBP dengan target harga Rp 11.500, INDF dengan target harga Rp 8.700, PT Kalbe FarmaTbk (KLBF) dengan target harga Rp 1.900, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga Rp 1.100, dan PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) dengan target harga Rp 1.200.
Sementara itu, Andreas menyematkan rekomendasi buy saham INCO dengan target harga Rp 6.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News