Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah komoditas diperkirakan akan bergerak atraktif pekan ini, seperti batubara dan minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO). Tak ayal, hal ini dapat mengerek pergerakan saham sejumlah emiten di sektor tambang dan CPO.
Mengutip Bloomberg, harga batubara terus meningkat dan sudah kembali ke atas US$ 60 per ton. Senin (28/9), harga batubara kontrak pengiriman November 2020 berada di level US$ 60,65 per metrik ton.
Setali tiga uang, Selasa (29/9), harga CPO kontrak pengiriman Desember 2020 pun melesat 0,67% menjadi RM 2.841 per ton.
Katalis positif bagi harga batubara datang setelah rencana lima tahunan China edisi ke-14 (2021 – 2025) memberikan lebih banyak dukungan pada industri batubara untuk bahan kimia dibandingkan dengan penyedia energi lainnya. Dengan demikian, ini akan menjadi pemacu kenaikan harga batubara global.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham dari MNC Sekuritas untuk perdagangan Selasa (29/9)
“Kami berpendapat bahwa saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan saham terkait batubara masih akan menarik pekan ini,” tulis Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan dalam riset, Selasa (29/8).
Di sisi lain, data manufaktur China dalalm purchasing managers index (PMI) yang lebih baik di bulan September ini akan menjadi sokongan kenaikan bagi harga nikel dan timah dunia untuk pekan ini. Pun, Andy optimis harga emas global akan rebound, mengingat adanya sentimen dari stimulus Covid-19 yang dilakukan pemerintah AS.
Sehingga, Andy menilai saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia (INCO) Tbk, PT Timah Tbk (TINS) dan saham emiten yang berkaitan dengan pertambangan logam lainnya juga akan menarik minggu ini.
Sedangkan untuk CPO, sokongan utama dari supply dan demand. Mirae Asset Sekuritas mencatat bahwa ekspor CPO Malaysia periode 1 - 25 September 2020 lebih tinggi daripada periode sebelumnya.
Hanya saja, data impor kedelai China dari AS pada periode Agustus turun drastis menjadi 166.370 ton, dari 1,7 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, ini akan menjadi risiko penurunan harga kedelai global yang merupakan produk substitusi CPO.
Secara keseluruhan, Mirae Asset memperkirakan harga CPO global akan diperdagangkan dua arah pekan ini, mengingat adanya sejumlah katalisator tersebut.
Selanjutnya: IHSG menguat ke 4.926 pada sesi I hari ini (29/9), asing beli ROTI, BBCA dan HEAL
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News