Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalami koreksi pada kuartal III-2023. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) batubara PTBA sepanjang periode ini.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Bukit Asam, Farida Thamrin, menyebut, realisasi ASP PTBA per akhir kuartal III-2023 senilai Rp 1 juta per ton. Realisasi ini menurun 22% dari ASP Bukit Asam di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,3 juta per ton.
Farida mengamini, harga batubara tahun ini memang tidak sebagus 2021 maupun 2022. Hal ini terlihat dari terkoreksinya harga batubara Index Newcastle dan Indonesia Coal Index (ICI).
Baca Juga: PLTS Irigasi Bukit Asam (PTBA) Sejahterakan Petani di Lampung Tengah
Pada kuartal III-2023, harga batubara Newcastle melemah hingga 65% secara year-on-year (yoy) ke level US$ 148 per ton, sedangkan harga batubara ICI melemah 40% ke level US$ 72 per ton.
Meski demikian, Farida Optimistis permintaan dan harga batubara di sisa tahun ini masih akan tinggi.
“Di negara-negara pembeli, permintaan masih tinggi, bukan hanya di Asia seperti China dan India. Kami optimistis bisa meningkatkan penjualan di sisa 2023,” terang Farida dalam paparan publik yang digelar secara virtual, Senin (27/11).
Untungnya, kinerja operasional emiten pelat merah ini mengalami pertumbuhan sepanjang sembilan bulan pertama 2023, yang tercermin dari naiknya produksi dan volume penjualan batubara.
Total produksi batubara PTBA hingga triwulan-III 2023 mencapai 31,9 juta ton. Angka ini berhasil tumbuh 15,2% bila dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 27,7 juta ton.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Sukses Pertahankan Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan
Kenaikan produksi ini juga sejalan dengan kenaikan volume penjualan batubara, dimana pada periode tersebut PTBA menjual 27,0 juta ton batubara alias naik 14,9%.
Secara rinci, PTBA mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 51% dari total penjualan
Sebagai gambaran, kinerja keuangan PTBA mengalami koreksi dibandingkan tahun lalu. Emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan pendapatan sebesar Rp 27,7 triliun.
Realisasi ini menurun 10,84% bila dibandingkan pendapatan PTBA di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 31,07 triliun.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Emitan BUMN Jelang Window Dressing
Dari sisi bottomline, PTBA mencetak laba bersih Rp 3,8 triliun per akhir September 2023. Realisasi ini merosot 62% jika dibandingkan dengan laba bersih PTBA pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 10 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News