Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski sudah turun, harga jagung masih relatif tinggi. Tingginya harga jagung di awal tahun ini merupakan dampak dari El Nino dari tahun lalu. Harga jagung diprediksi akan naik lagi pada bulan April.
Pada awal Maret 2024, harga jagung terpantau turun menjadi sekitar Rp 5.900 per kg atau turun sebanyak 25,5% dibandingkan bulan Februari 2024.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dalam riset 21 Maret 2024 memprediksi, pada bulan April mendatang, kuantitas produksi diperkirakan turun sedikit menjadi 1,76 ton atau turun sebanyak 23,1% secara bulanan.
"Hal ini menunjukkan bahwa harga jagung pada bulan April akan sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya," kata Victor dalam riset, Kamis (21/3).
Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan metode terintegrasi untuk menghitung produksi jagung, yang menggabungkan data dari dua sistem pengumpulan yaitu luas panen dan produktivitas.
Besar sampel survei produksi jagung terdiri dari 21.976 ruas dengan total 87.860 titik pengamatan. Observasi lapangan dilakukan pada minggu terakhir setiap bulannya.
Penerapan metode baru ini menghasilkan perkiraan produksi jagung yang berkisar antara 13 hingga 16 juta ton per tahun. Angka ini lebih rendah dari angka yang dilaporkan sebelumnya yaitu lebih dari 20 juta ton.
Baca Juga: Harga Ayam DOC Pulih, Simak Rekomendasi Saham Emiten Poultry Berikut
Dalam empat tahun terakhir, produksi jagung mencapai titik tertinggi yaitu pada setahun penuh 2022, dengan luas lahan 2,76 juta ha dan produksi jagung kering sebesar 16,5 juta ton. Produksi itu meningkat sebanyak 23% YoY dibandingkan setahun penuh 2021.
Meski demikian, produksi jagung pada setahun penuh 2023 anjlok 10,6% YoY karena penurunan luas panen turun sebesar 10,4% dan produktivitas yang sedikit lebih rendah yaitu 5,97 ton/ha.
Victor bilang, keduanya mencerminkan dampak dari fenomena El Nino.
Adapun luas panen jagung pada empat bulan pertama 2024 diperkirakan meningkat menjadi 0,96 juta ha atau sebanyak 10,4% dibandingkan empat bulan pertama 2023, dengan perkiraan total produksi sebesar 5,34 juta ton atau meningkat 10,3%.
Tingginya harga jagung pada Januari-Februari 2024 mencerminkan rendahnya luas panen jagung akibat tertundanya penanaman jagung karena dampak dari El Nino pada 2023. Hal ini mengakibatkan produksi jagung lebih rendah pada periode Januari-Februari dibandingkan tiga tahun terakhir. Namun terkait produksi, diprediksi akan lebih tinggi pada periode Maret-April.
"Oleh karena itu, harga jagung diperkirakan akan turun pada bulan Maret-April, dan penurunan tersebut telah terlihat sejak akhir bulan Februari. Meskipun demikian, pada bulan April, kuantitas produksi diperkirakan sedikit menurun menjadi 1,76 juta ton atau turun sebanyak 23,1% MoM," sebut Victor.
Hal ini menunjukkan bahwa harga jagung diperkirakan akan sedikit lebih tinggi pada bulan April dibandingkan pada bulan Maret meskipun tidak setinggi pada bulan Januari-Februari.
Meskipun sektor unggas atau poultry ini memiliki prospek yang positif, namun Victor melihat ada potensi melemahnya harga ayam pasca Lebaran, karena tidak adanya program pemusnahan ayam.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menambahkan, penurunan harga jagung bisa memberikan dampak positif terhadap emiten poultry.
"Terlebih penurunan bottom line pada emiten poultry dikarenakan kenaikan cost of goods sold (COGS) yang berasal dari jagung," kata Azis kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3).
Baca Juga: Emiten Poultry Bakal Dapat Berkah dari Penambahan Bansos Daging Ayam dan Telur
Secara kinerja, saham-saham emiten poultry sudah diapresiasi oleh pasar, mengingat adanya momentum bulan Ramadan yang membuat harga ayam dan harga telur pun naik.
Azis merekomendasikan trading buy jangka pendek pada saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan target harga Rp 5.325-Rp 5.450 per saham.
Sementara Victor merekomendasikan buy pada saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dengan target harga Rp 5.200 per saham, hold pada saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dengan target harga Rp 1.100 per saham.
Serta, buy pada saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dengan target harga Rp 650 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News