Reporter: Didik Purwanto |
JAKARTA. Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar menjelaskan harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebenarnya hanya Rp 630 hingga 850 per saham. Harga tersebut merupakan hasil rapat dengan Joint Lead Underwriter (JLU) yang terdiri dari PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas serta selling agent global Citigroup dan UBS.
Namun Mustafa menolak jika Garuda dilepas dengan harga penawaran di kisaran tersebut. Pihaknya meminta agar Garuda dilepas di kisaran harga Rp 750-Rp 1.100 per saham.
"Saya sangat tidak setuju dengan harga JLU tersebut karena terlalu di bawah. Saya minta dikaji ulang dan dipertahankan di harga Rp 750-1.100 per saham," ungkap Mustafa di Kementerian BUMN, Rabu malam (12/1).
Dengan kisaran harga Rp 750-1.100, Mustafa mengharapkan agar proses bookbuilding bisa dilakukan di banyak tempat baik di domestik maupun luar negeri. Harapannya, saham perdana maskapai penerbangan pelat merah ini bisa dilego di harga Rp 1.000 sesuai keinginan pemerintah.
Dalam penentuan harga ini, Mustafa mengaku melakukan rapat dengan alot. Rapat tersebut menyertakan dua staf khusus Kementerian BUMN. Sayang, Mustafa enggan memerinci siapa saja dua staf khusus tersebut.
Terkait penyerapan saham yang bisa dilakukan, Mustafa mengharapkan agar saham Garuda bisa dilepas ke pasar domestik baik investor institusi maupun ritel dengan komposisi berbanding asing sekitar 70-80% dan asing sekitar 20-30%.
"Untuk sementara jadwal IPO-nya on schedule. Jadi tetap 11 Februari 2011," tambahnya.
Namun Mustafa mengaku tidak hafal terkait jumlah saham yang dilepas ke publik saat IPO nanti. Tapi, Mustafa mengharapkan Garuda bisa meraup dana dari hasil IPO sebesar Rp 4,3 triliun yang terdiri dari Rp 3,3 triliun untuk Garuda dan sekitar Rp 1 triliun untuk konversi saham Bank Mandiri di Garuda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News