kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.858   81,00   0,51%
  • IDX 7.154   -7,18   -0,10%
  • KOMPAS100 1.094   -0,08   -0,01%
  • LQ45 869   -2,83   -0,32%
  • ISSI 217   0,73   0,34%
  • IDX30 444   -1,94   -0,44%
  • IDXHIDIV20 536   -4,15   -0,77%
  • IDX80 126   0,00   0,00%
  • IDXV30 134   -1,27   -0,94%
  • IDXQ30 148   -1,06   -0,71%

Harga gas alam Q1 2017 hanya turun tipis


Rabu, 05 April 2017 / 20:25 WIB
Harga gas alam Q1 2017 hanya turun tipis


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Harga gas alam semakin terkikis seiring dengan berakhirnya musim dingin. Namun pergerakan harga di kuartal pertama tahun ini masih lebih baik dibanding periode sama tahun lalu.

Mengutip Bloomberg, Rabu (5/4) pukul 17.33 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Mei 2017 di New York Mercantile Exchange turun 0,18% ke level US$ 3,287 per mmbtu dibanding sehari sebelumnya. Sepanjang kuartal I-2017, gas alam terkikis 9,9%.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, harga gas alam cenderung melemah seiring dengan berakhirnya musim dingin. Meski demikian, pelemahan harga terbatas mengingat kondisi cuaca masih cukup buruk. "Harga gas alam sepanjang tahun ini memang melemah, tetapi masih lebih baik jika dibanding periode sama tahun lalu," tuturnya. Sebagai catatan, harga gas alam sepanjang kuartal pertama tahun 2016 terjun hingga 19%.

Cuaca dingin ekstrim sejak akhir tahun lalu mendukung harga gas alam. Ketika musim dingin di sejumlah negara mencapai puncak, permintaan gas alam semakin besar. Harga akhirnya menyentuh level US$ 3,427 pada 26 Januari lalu, atau tertinggi sejak Desember 2016.

Setelah naik tajam, pergerakan harga mulai tertekan oleh prospek kenaikan suku bunga The Fed pada bulan Maret. Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu produsen sekaligus konsumen terbesar gas alam juga melakukan upaya pengendalian harga. Sebab, sebagian besar pemakaian gas alam di AS mendapat subsidi dari pemerintah. Hal tersebut membuat gas alam meluncur ke level terendah sejak Mei 2016 di US$ 2,779 per mmbtu pada 27 Februari. Kala itu, dollar AS menguat dengan dukungan prospek kenaikan suku bunga The Fed serta rencana kebijakan Presiden Trump.

Pada kuartal kedua, Ibrahim memperkirakan prospek gas alam masih cukup positif. Data EIA menunjukkan pasokan gas alam AS per 24 Maret 2016 di angka 2,049 triliun kaki kubik. Angka tersebut turun 423 miliar kaki kubik dibanding periode sama tahun lalu, tetapi masih 250 miliar kaki kubik di atas rata - rata lima tahun.

Namun harga gas alam mampu bangkit dari level terendah tahun ini lantaran kondisi cuaca tidak sesuai dengan prediksi. Meski memasuki musim semi, permintaan gas alam tetap tumbuh dengan kondisi cuaca masih di bawah normal. "Permintaan memang tidak setinggi kuartal pertama, tetapi fluktuasi harga tidak akan terlalu tajam," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×