kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Harga gas alam menghangat di musim dingin


Jumat, 12 Januari 2018 / 17:11 WIB
Harga gas alam menghangat di musim dingin
ILUSTRASI. Gas alam LNG


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga gas alam semakin menghangat. Musim dingin ekstrem di Amerika Serikat mendongkrak permintaan gas alam untuk bahan bakar penghangat, sehingga menggerus persediaan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (12/1) pukul 15.29 WIB, harga gas alam kontrak pengiriman Februari di New York Mercantile Exchange naik 0,75% dibandingkan hari sebelumnya menjadi US$ 3,11 per mmbtu.

Kenaikan ini merespon rilis data Energy Information Administration (EIA) pada Kamis (11/1). Dalam sepekan yang berakhir 5 Januari, stok gas alam turun 359 miliar kaki kubik menjadi 2,767 triliun kaki kubik. Musim dingin di Amerika Serikat yang sangat ekstrem masih berlanjut, sehingga mendongkrak permintaan.

Research & Analyst Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menyatakan, tak hanya dari Amerika Serikat, namun sentimen dari China juga ikut menyulut harga gas alam.

"Konsumsi AS naik karena cuaca dingin berkepanjangan, dan karena laporan impor gas alam China pada Desember naik 20%," jelas Andri, Jumat (12/1).

Data General Administration of Custom menunjukkan, impor gas alam cair (LNG) China per Desember naik 20% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 7,89 juta ton. Sedangkan sepanjang tahun 2017, impor LNG naik 27% mencapai rekor 68,57 juta ton.

Meski demikian, Andri melihat, harga gas alam akan terkoreksi dalam jangka menengah. Pasalnya sentimen penggerak komoditas ini hanya berasal dari kebutuhan sektor rumah tangga selama musim dingin. Namun, jika China terus menerapkan kebijakan polusi rendah dan mengalihkan sumber tenaga ke gas alam, maka terdapat peluang reli harga lagi.

"Kalau bauran komoditas energi untuk industri mulai berubah, misal China karena kebijakan lingkungan jadi meningkatkan impor gas, maka bisa jadi tambahan katalis selain sentimen cuaca," jelas Andri.

Menurut Andri, secara teknikal, harga gas alam masih berpeluang naik pada pekan depan. Hal ini terlihat dari sinyal buy pada indikator moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200, Relative Strenght Index di level 63 dan indikator moving average convergence divergence (MACD). Hanya indikator stochastic yang memberi sinyal netral.

"Teknikal masih kuat, tapi tetap ada potensi koreksi, karena harga sudah meningkat terlalu tinggi," katanya.

Perkiraan Andri, Senin (15/1), harga gas alam berkisar US$ 3,09-US$ 3,16 per mmbtu, sedangkan sepekan bergerak antara US$ 3,17-US$ 3,18 per mmbtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×