Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim dingin ekstrem di Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mendorong permintaan gas alam, yang dipakai sebagai bahan bakar penghangat ruangan. Analis memprediksi, harga gas alam akan menguat awal tahun ini.
Per pukul 19.00 WIB, Kamis (4/1), harga gas alam kontrak pengiriman Februari 2018 di New York Mercantile Exchange bertengger di US$ 2,99 per mmbtu, turun 0,29% dibandingkan hari sebelumnya. Namun selama sepekan harga telah tumbuh 2,92%.
Energy Information Administration sendiri akan merilis data stok gas alam, Kamis malam (4/1) waktu Indonesia. Pelaku pasar memperkirakan stok gas alam AS akan turun 221 miliar kaki kubik. Penurunan stok ini lebih besar dari penurunan dua minggu lalu, yakni 112 miliar kaki kubik.
Kenaikan permintaan gas alam sudah terjadi selama empat minggu terakhir. "Sebanyak 60% gas alam AS untuk subsidi rumah tangga di 50 negara bagiannya, jadi terjadi penarikan pasokan yang besar," jelas Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, kepada KONTAN, Kamis (4/1).
Di sisi lain, ada potensi pasokan gas alam akan melimpah lantaran sejumlah perusahaan liquid natural gas (LNG) bakal menambah kapasitas produksinya hingga 150 juta ton per tahun untuk empat tahun ke depan.
Laporan yang dilansir Bloomberg dari lembaga Sanford C. Bernstein & Co menyebutkan, terdapat potensi proyek eksplorasi gas alam besar di beberapa negara. Misalnya di Qatar, Papua Nugini, Rusia, Mozambik dan Australia.
Iklim investasi ini juga merespons pertumbuhan manufaktur China. "Ini jadi indikasi bahwa China akan butuh gas alam untuk industri dalam jumlah besar," kata Ibrahim. China diprediksi bakal menjadi importir gas alam terbesar pada 2030, melampaui Jepang yang kini di posisi pertama.
Secara teknikal, pergerakan harga menunjukkan RSI level 60% positif. Lalu MACD dan stochastic level 70% positif.
Jumat (5/1), Ibrahim memperkirakan harga gas alam menguat dan bergerak antara US$ 2,55-US$ 3,105 per mmbtu. Sepekan ke depan, harga akan bergerak di kisaran US$ 2,30-3,120 per mmbtu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News