Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Sempat berada di posisi terendah tahun 2017, harga gas alam mengalami rebound. Analis Garuda Berjangka Ibrahim melihat adanya potensi harga semakin melemah.
Mengutip aplikasi Barchart, harga gas alam kontrak September 2017 di New York Mercantile Exchange pada Senin (7/8) pukul 20.55 WIB berada di posisi US$ 2,79 per mmbtu. Angka ini membaik dari posisi US$ 2,77 penutupan pekan lalu yang merupakan performa terlemah dalam tahun 2017.
Namun demikian, Ibrahim melihat berdasarkan indikator bollinger band dan moving average (MA), posisi berada 20% di atas bollinger bawah. Stochastic terlihat 60% di area negatif, begitupula RSI 60% dan MACD yang mengindikasikan garis di area minus.
"Saat ini Amerika Serikat (AS) sedikit menggunakan gas alam, dan banyak melakukan ekspor batubara yang dulu diturunkan pada pemerintah Obama," jelas Ibrahim kepada KONTAN, Senin (7/8).
Berdasarkan rilis data Administrasi Informasi Energi (EIA) AS, pasokan gas alam pada awal Agustus bertambah sebesar 20 miliar kaki kubik, angka ini di bawah prediksi 23 miliar kaki kubik. Sedangkan pasokan keseluruhan gas alam per 28 Juli saat ini sebanyak 3,01 triliun kaki kubik. Menurut Ibrahim, pasokan yang berlebih berpotensi melemahkan harga gas alam.
"Kamis besok, kemungkinan besar cadangan gas alam Amerika Serikat di atas 20 miliar kaki kubik, karena perkiraan cuaca yang tidak sesuai ramalan," jelas Ibrahim mengenai laporan mingguan stok gas alam EIA yang akan rilis pada Kamis (17/8).
Ibrahim melihat dengan kondisi saat ini, untuk harga gas alam besok memiliki potensi melemah terbatas di kisaran US$ 2,760 hingga US$ 2,810. Sedangkan untuk harga sepekan di US$ 2,700 dan US$ 2,830.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News