Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas turun di awal perdagangan tengah pekan ini. Harga emas turun dalam empat hari perdagangan berturut-turut setelah kenaikan suku bunga Fed Funds Rate pekan lalu.
Rabu (22/6) pukul 6.30 WIB, harga emas turun 0,12% ke US$ 1.830,83 per ons troi. Sedangkan harga emas kontrak Agustus 2022 di Commodity Exchange turun 0,36% ke US$ 1.832,20 per ons troi.
Harga emas spot terus turun setelah mencapai US$ 1.857,33 per ons troi pada penutupan perdagangan Kamis (16/6). Harga emas mengakumulasi penurunan 1,43% dalam empat hari perdagangan terakhir.
Baca Juga: Wall Street Melonjak Lebih Dari 2% Pada Selasa (21/6)
Kenaikan imbal hasil Treasury AS dan taruhan kenaikan suku bunga yang agresif meredupkan daya tarik emas meskipun ada pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Yield US Treasury tenor 10 tahun naik ke 3,28% pada perdagangan kemarin dari posisi sebelumnya 3,23%.
Sedangkan indeks dolar turun ke 104,43 pada Selasa (21/6) dari hari sebelumnya 104,70. Pelemahan nilai tukar dolar AS menyebabkan emas yang dihargai dalam mata uang dolar menjadi lebih murah bagi investor dengan mata uang non-dolar.
"Yield US Treasury sedikit lebih tinggi dan ada sedikit pemantulan kembali di pasar saham AS, keduanya memberi tekanan pada emas. Namun, dolar turun dan menawarkan beberapa dukungan," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago kepada Reuters.
Baca Juga: AS Terancam Resesi, The Fed Diramal Akan Kerek Suku Bunga hingga Tahun 2023
Awal bulan ini, Federal Reserve AS mengumumkan kenaikan suku bunga terbesarnya sejak 1994. Setelah itu, bank sentral utama lainnya juga condong ke arah pengetatan kebijakan moneter yang agresif untuk menjinakkan inflasi yang melonjak.
Thomas Barkin dari The Fed mengatakan kenaikan suku bunga 50 atau 75 basis poin pada pertemuan kebijakan bank sentral AS berikutnya pada bulan Juli adalah angka minimal yang baik.
"Emas sekarang terjebak di antara ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tajam, tetapi juga inflasi tetap tinggi jika kebijakan moneter gagal untuk melunakkan aktivitas ekonomi dan menurunkan inflasi," kata analis Standard Chartered dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Musim Dingin Mata Uang Kripto Telah Datang, Apa Maksudnya?
Inflasi dan ketidakpastian ekonomi biasanya memacu pembelian safe-haven emas. Tetapi kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Investor masih menunggu pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell di Washington D.C. akhir pekan ini. "The Fed dalam pertemuan terakhir sangat hawkish dan itu akan melambat ke depan," kata Streible.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News