Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik pada hari Jumat dari level terendah sejak April 2020 karena penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhenti. Tetapi penguatan dolar AS selama seminggu dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS membuat emas jauh di bawah US$ 1.700 dan turun sekitar 2,5%.
Jumat (16/9), harga emas spot menguat 0,60% ke US$ 1.675,06 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas turun 2,43% dari posisi pekan lalu US$ 1.716,83 per ons troi.
Harga emas kontrak Desember 2022 di Commodity Exchange menguat 0,37% ke US$ 1.683,50 per barel pada perdagangan kemarin. Dalam sepekan, harga emas berjangka ini juga melemah 2,61% dari US$ 1.728,60 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Hari Ini (Sabtu, 17 September 2022) Antam dan UBS di Pegadaian
"Kami melihat dolar berubah negatif, akselerasi lebih rendah pada ekuitas AS, yang mungkin telah memicu sedikit pembelian emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago kepada Reuters.
Emas gagal memanfaatkan kekhawatiran meningkatnya risiko resesi AS sepanjang minggu. Streible menambahkan bahwa emas tidak dianggap sebagai tempat yang aman belakangan.
Penguatan dolar AS sepekan ini membuat emas lebih mahal untuk pembeli dalam mata uang lain. Penguatan dolar AS dipicu oleh peluang 75% kenaikan suku bunga 75 basis points (bps) oleh Federal Reserve minggu depan dan peluang 25% kenaikan 100 bps. Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi, kenaikan suku bunga membuat emas batangan yang tidak menghasilkan kurang menarik.
Baca Juga: Dollar Makin Perkasa, Pamor Emas Makin Memudar
"Kemungkinan kepanikan tiba-tiba tentang potensi kenaikan 100 bps setelah laporan inflasi yang buruk berkontribusi pada penurunan besar harga emas," kata Tai Wong, pedagang senior di Heraeus Precious Metals di New York.
Sementara itu, permintaan emas fisik meningkat di India karena harga domestik turun menjelang festival utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News