kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,07   4,43   0.48%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas tumbang ke bawah US$ 1.800, terendah dalam 5 bulan


Jumat, 27 November 2020 / 23:14 WIB
Harga emas tumbang ke bawah US$ 1.800, terendah dalam 5 bulan
ILUSTRASI. Harga emas spot merosot 4,72% dalam sepekan ke US$ 1.782,59 per ons troi.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas merosot akibat aksi jual di tengah harapan vaksin corona yang lebih cepat dan transisi mulus pemerintahan Amerika Serikat (AS). Pada Jumat (27/11) pukul 23.03 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.782,59 per ons troi, turun 1,83% ketimbang harga kemarin pada US$ 1.815,80 per ons troi.

Harga emas spot ini merupakan level terendah sejak 7 Juli hampir lima bulan terakhir. Bahkan, harga emas berjangka untuk pengiriman Februari 2021 mencapai level terendah sejak 22 Juni lalu. Malam ini, harga emas berjangka yang diperdagangkan di Commodity Exchange tersebut berada di US$ 1.785,10 per ons troi, turun 1,44% ketimbang harga Rabu (25/11).

Harga emas spot merosot 4,72% dalam sepekan ini dari US$ 1.870,99 per ons troi pada Jumat pekan lalu. Penurunan harga emas ini merupakan penurunan terbesar sejak pekan tanggal 13 Maret. 

"Begitu harga menyentuh di bawah level kunci $ 1.800, itu memicu aksi jual. Kemungkinan harga akan menguji level $ 1.750 karena kita memiliki alasan fundamental yang kuat seperti vaksin," kata analis OANDA Craig Erlam kepada Reuters.

Baca Juga: Harga emas volatil, Bank negara China akan tangguhkan pembukaan rekening logam mulia  

Makin menekan emas, indeks saham AS naik tipis karena optimisme vaksin dan karena investor bertaruh pada hubungan perdagangan global yang lebih tenang di bawah Presiden terpilih Joe Biden. "Diyakini bahwa Biden akan mengambil pendekatan yang lebih tenang terhadap perdagangan dengan negara lain seperti China dan itu tercermin di pasar saham," kata analis Natixis Bernard Dahdah. 

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa jika Electoral College memilih Biden, dia akan meninggalkan Gedung Putih. Ini membuka jalan bagi Biden untuk mengambil alih kursi kepresidenan. "Namun, dengan suku bunga yang sangat rendah dan prospek stimulus ekonomi yang lebih besar, emas terlihat kuat dalam jangka panjang," kata Dahdah. 

Dampak ekonomi dari pandemi virus telah membuat bank sentral global menekan suku bunga. Bersamaan dengan itu, stimulus dalam jumlah besar ke dalam perekonomian telah menimbulkan kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi dan melejitkan harga emas lebih dari 17% sepanjang tahun ini. 

Baca Juga: Tiga indeks utama Wall Street menguat sebelum akhir pekan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×