Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas melemah di awal pekan ini akibat penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Investor menunggu rilis data inflasi utama AS esok yang dapat mengarahkan strategi kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Senin (13/2) pukul 18.48 WIB, harga emas spot melemah 0,20% ke US$ 1.861,92 per ons troi. Sedangkan harga emas kontrak April 2023 di Commodity Exchange turun 0,19% ke US$ 1.871 per ons troi dari posisi akhir pekan lalu US$ 1.874,5 per ons troi.
Indeks dolar menguat 0,1% pada hari ini. Mata uang AS yang lebih kuat membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain. Imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi sejak awal Januari.
Baca Juga: Harga Emas Spot Sedikit Meredup ke US$1.863,38 Jelang Data Inflasi AS, Senin (13/2)
"Emas tampaknya enggan melakukan pergerakan besar-besaran karena data inflasi AS yang kritis membayangi," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity kepada Reuters. Bukti baru bahwa inflasi tetap tinggi akan mendorong emas untuk lebih melepaskan keuntungan tahun ini.
Jika inflasi mereda lebih cepat, maka akan memungkinkan Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga. "Selain itu akan ada peluang lebih besar emas naik menjadi US$ 2.000," kata Tan.
Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian, Siang Ini Senin 13 Februari 2023, Cek Daftarnya di Sini
Indeks harga konsumen (CPI) AS diperkirakan naik 0,4% pada Januari. Revisi terhadap kumpulan data sebelumnya menunjukkan harga konsumen naik pada bulan Desember, bukannya turun seperti yang diperkirakan sebelumnya. Laporan CPI akan dirilis pada Selasa (14/2).
Emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Tetapi kenaikan suku bunga untuk menjinakkan kenaikan harga diterjemahkan menjadi biaya peluang yang lebih tinggi untuk menahan emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Pasar uang sekarang memperkirakan suku bunga acuan bank sentral AS mencapai puncaknya pada 5,188% pada bulan Juli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News