kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -10.000   -0,51%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Harga emas tertekan data ekonomi AS yang kian oke


Jumat, 20 September 2013 / 15:44 WIB
Harga emas tertekan data ekonomi AS yang kian oke
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10). ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo/kye/17.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Harga kontrak emas dunia mengakhiri reli yang sudah terjadi selama dua hari terakhir pada transaksi siang ini (20/9) di Asia. Mengutip data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat turun sebesar 0,3% menjadi US$ 1.361,94 per troy ounce. Pada pukul 14.06 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 1.364,23.

Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember di Comex turun sebanyak 0,4% menjadi US$ 1.364,70 per troy ounce. Dengan demikian, sepanjang pekan ini, kenaikan harga emas sudah mencapai 4,3%.

Penurunan harga emas terjadi setelah dirilisnya data ekonomi AS yang mendukung dilakukannya pengurangan nilai stimulus oleh the Federal Reserve. Asal tahu saja, data kepemilikan rumah AS secara tidak terduga mencatatkan kenaikan pada Agustus ke level tertinggi dalam enam tahun terakhir. Selain itu, kenaikan pengajuan klaim pengangguran AS juga di bawah prediksi pelaku pasar pada pekan lalu.

"Harga emas tertekan oleh perilisan data ekonomi AS yang lebih baik dari prediksi. Keputusan pemangkasan nilai stimulus the Fed bukan lagi menjadi kejutan. Kami bertanya-tanya, seberapa besar pengaruhnya keputusan the Fed nanti terhadap pergerakan harga emas," jelas Howard Wen, analis HSBC Securities Inc.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×