kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Emas Terkoreksi Rabu (29/6) Pagi, Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jadi Pertimbangan


Rabu, 29 Juni 2022 / 07:20 WIB
Harga Emas Terkoreksi Rabu (29/6) Pagi, Prospek Pertumbuhan Ekonomi Jadi Pertimbangan
ILUSTRASI. Harga emas. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo


Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas terkoreksi pada perdagangan Rabu (29/6) pagi. Pukul 07.07 WIB, harga emas untuk pengiriman Agustus 2022 di Commodity Exchange ada di US$ 1.819,70 per ons troi, turun dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.821,20 per ons troi.

Harga emas terkoreksi tipis, namun cenderung stabil di atas level US$ 1.800 per ons troi karena para pedagang mempertimbangkan prospek kebijakan moneter yang lebih ketat dan prospek pertumbuhan ekonomi.

Harga emas tengah diterpa oleh kenaikan suku bunga, yang biasanya meredam daya tariknya. Namun, risiko perlambatan ekonomi dapat meningkatkan data pikatnya sebagai aset safe haven.

Baca Juga: Harga Minyak Kembali Meningkat, Analis Rekomendasi Investor Beli Saham Ini

Mengutip Bloomberg, Gubernur The Fed Jerome Powell pekan lalu menyebut komitmennya untuk mengendalikan inflasi tanpa syarat memicu kekhawatiran bahwa pengetatan agresif dapat memicu resesi. Namun, investor telah mengurangi posisi emas mereka.

Investor juga menimbang laporan bahwa AS, Inggris, Jepang dan Kanada berencana untuk mengumumkan larangan impor emas baru dari Rusia selama pertemuan puncak para pemimpin G7. 

"Emas Rusia bisa dan masih akan menemukan rumah di wilayah lain, pada akhirnya mungkin kembali ke pasar internasional," kata Nicky Shiels, kepala strategi logam di MKS PAMP SA dalam risetnya yang dikutip Bloomberg.

Menurutnya, China dan India bukan anggota G7, dan dapat membeli dengan harga diskon, sementara bank sentral Rusia dapat bertindak sebagai pembeli terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×