Reporter: Aris Nurjani | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas masih akan tertekan karena pelaku pasar masih khawatir dengan ancaman resesi dan inflasi tinggi yang menyebabkan risk off sentimen di pasar.
Mengutip laman Bloomberg, Jum'at (15/7), harga emas spot turun 1,04% ke level US$ 1,717 per ons troi.
Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono mengatakan, harga emas turun saat ini merupakan hal wajar, karena inflasi yang sangat tinggi dan kenaikan suku bunga agresif The Fed.
"Seiring dengan ancaman resesi yang tinggi sehingga makin memicu harga komoditas energi. Sementara harga logam mulia turun," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Jumat (15/7).
Baca Juga: Warren Buffett: Awan Gelap pada Langit Ekonomi akan Menurunkan Hujan Emas
Wahyu bilang, harga emas juga pernah turun saat tapering The Fed ditahun 2013-2015 karena kenaikan suku bunga membuat likuiditas mengetat sehingga mengurangi minat pembelian emas.
Menurut Wahyu, saat ini dolar AS menjadi pilihan safe haven yang dicari investor ketimbang emas di tengah kenaikan suku bunga dan inflasi. Meski begitu, emas bisa menjadi pilihan untuk investasi jangka panjang.
"Ketika harga emas sedang turun justru dibeli, karena ini investasi jangka panjang. Sehingga lakukan buy on weakness," ucap Wahyu.
Wahyu memprediksi penurunan harga emas yang terjadi saat ini hanya sementara dan hanya butuh bulanan atau sekitar setahun saja untuk kembali pulih.
Ia memproyeksikan harga emas dalam waktu dekat bisa ke level US$ 1.500- US$ 1.700 per ons troi dan sampai akhir tahun bisa di level US$ 1.600 per ons troi. Sementara untuk awal tahun 2023 harga emas bisa di atas US$ 1.700 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 5.000 Menjadi Rp 962.000 Per Gram Pada Hari Ini (15/7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News