Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas berkilau di sepanjang tahun 2024. Kombinasi faktor suku bunga rendah, konflik geopolitik dan pembelian bank sentral menjadi penyokong lonjakan harga logam mulia.
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, emas kemungkinan akan menutup tahun 2024 dengan kenaikan sebesar 27%, mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak 2010. Kenaikan ini didorong oleh pembelian emas oleh bank sentral, ketidakpastian geopolitik, dan kebijakan moneter longgar dari bank-bank sentral utama dunia.
Tahun ini, emas mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa alias All Time High (ATH), yang mencapai level US$2.786,19 pada 30 Oktober 2024. Pencapaian tersebut menunjukkan daya tarik emas yang terus meningkat di tengah ketidakpastian global dan diperkirakan tren akan berlanjut pada tahun 2025.
Dupoin Indonesia melihat, bank-bank sentral khususnya di pasar negara berkembang, menjadi pendorong utama peningkatan harga emas, dengan pembelian lebih dari 1.500 ton per tahun sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Wow, Harga Emas Menuju Kenaikan Terbesar Abad Ini
Dukungan kuat pembelian bank sentral ini memberikan dasar yang kokoh bagi emas untuk terus diminati sebagai aset lindung nilai (safe haven). Meskipun arus masuk ke ETF emas stagnan pada tahun 2024, potensi kenaikan harga tetap tinggi seiring meningkatnya minat investor ritel pada 2025.
Selain itu, cadangan emas Bank Sentral China (PBoC) hanya mencakup 5% dari total cadangan mereka, jauh di bawah rata-rata Bank Sentral Eropa (ECB) sebesar 60% dan Federal Reserve 73%. Angka cadangan emas PBoC memberikan ruang bagi peningkatan pembelian di masa depan.
‘’Potensi peningkatan pembelian emas spot oleh bank sentral seperti The Fed, ECB, BoE, dan bank sentral negara maju lainnya diperkirakan akan terus mendorong harga emas untuk naik lebih tinggi,’’ ujar Andy kepada Kontan.co.id, Senin (30/12).
Andy melanjutkan, kebijakan bank sentral yang direncanakan untuk memangkas suku bunga selama tahun depan akan menambah daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil untuk terus mengalami kenaikan. Hal itu seiring data inflasi PCE AS yang moderat, memicu ekspektasi bahwa The Fed mungkin akan melonggarkan kebijakan moneternya lebih lanjut.
Pemangkasan suku bunga memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe-haven di tengah meningkatnya risiko geopolitik, termasuk konflik yang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina serta ketegangan di Timur Tengah.
‘’Isu geopolitik seperti konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan di Timur Tengah, yang belum menemukan titik tengahnya juga menjadi salah satu faktor pendukung untuk emas mengalami kenaikan harga lebih lanjut,’’ sebut Andy.
Di samping itu, Andy menambahkan, kebijakan fiskal yang akan diterapkan oleh presiden terpilih AS, Donald Trump, diyakini dapat meningkatkan risiko prospek pertumbuhan ekonomi global sepanjang tahun 2025. Kondisi tersebut semakin memperkuat daya tarik emas sebagai aset safe haven untuk para pelaku pasar.
Baca Juga: Harga Emas Naik 27% di 2024, Kinerja Tahunan Terbaik Satu Dekade
Adapun risiko negatif yang perlu diwaspadai adalah penguatan Indeks Dolar (DXY) yang sempat berada di atas level 108,00. Dolar AS yang lebih kuat membuat emas, yang berdenominasi dolar, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Andy menganalisis, berdasarkan grafik candlestick dan indikator moving average, emas spot berpotensi mengalami sedikit penurunan di awal tahun 2025. Namun peluang XAU/USD untuk menembus harga tertinggi sepanjang sejarah tetap besar dengan target kenaikan yang diperkirakan mencapai $3.000 per ons troi.
‘’Selama level harga US$1.750 tidak tersentuh sepanjang tahun 2025, potensi XAU/USD untuk rebound dan mencapai US$3.000 tetap terbuka lebar,’’ pungkas Andy.
Mengutip Bloomberg, emas spot berada di posisi US$2.616 per ons troi pada Senin (30/12) sore. Harga emas terpantau terkoreksi tipis sekitar 0,20% dibandingkan posisi penutupan kemarin. Sejak awal tahun 2024, emas tercatat menguat sekitar 26,31% year to date (ytd).
Selanjutnya: Gautam Adani dan Martua Sitorus Pecah Kongsi Bisnis di Adani Wilmar
Menarik Dibaca: Ada Hujan di Malam Tahun Baru? Simak Ramalan Cuaca Besok (31/12) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News