Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas dunia bergerak dalam tren konsolidasi setelah kenaikan suku bunga Federal Reserve yang disertai dengan penguatan mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Hingga akhir tahun, rentang pergerakan harga emas diproyeksi bakal sulit menembus level US$ 1.300 per ons troi lantaran reli dollar AS masih akan berlanjut.
Secara teknikal, Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi melihat, harga emas spot saat ini memiliki resistance kuat pada level US$ 1.188 - 1.190 per ons troi. "Kalau harga masih berkonsolidasi di range tersebut, harga emas masih akan menguji ke level terendahnya sepanjang tahun ini US$ 1.160 per ons troi yang sempat tersentuh pertengahan Agustus lalu," kata Dini, Jumat (28/9).
Dini juga menjelaskan, harga emas saat ini masih bergulir di bawah garis moving average (MA) 50, MA 100, dan MA 200. Indikator MACD juga berada pada area negatif di level -4,45. "Kedua indikator ini memberi sinyal tren pelemahan harga emas," ujarnya.
Sementara, indikator RSI telah memasuki kondisi oversold pada level 30,51. Begitu juga dengan stochastic yang berada pada level 35,72 dan telah melewati kondisi jenuh jual sehingga muncul indikasi penguatan.
Kendati demikian, Dini melihat harga emas masih akan bergerak konsolidasi cenderung melemah pada perdagangan pekan depan. Untuk Senin (1/10), ia memproyeksi harga bergerak di kisaran US$ 1.173-US$ 1.188 per ons troi. Sepekan ke depan, harga diperkirakan berada di level US$ 1.160 - US$ 1.207 per ons troi.
Adapun, Direktur Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi, besok harga emas berada dalam rentang US$ 1,172 ,80-US$ 1,190,40 per ons troi. Untuk sepekan, ia melihat harga berpeluang bergerak dalam kisaran US$ 1,173-US$ 1,197,00 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News