Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Aksi ambil untung membuat harga emas koreksi pada perdagangan hari ini. Ini terjadi setelah si kuning menyentuh level tertinggi dalam 9 tahun pada sesi sebelumnya.
Padahal di saat ini, emas mendapat sokongan untuk terus melaju, seperti memanasnya hubungan antara China dan Amerika Serikat (AS), gelontoran stimulus ekonomi dan lonjakan virus corona baru.
Mengutip Reuters, Kamis (23/7) pukul 11.00 WIB, harga emas spot turun 0,2% menjadi US$ 1.867,36 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi sejak September 2011 di US$ 1.876,16 per ons troi dalam perdagangan perdagangan zona Asia.
Berbeda, harga emas berjangka malah naik 0,1% menjadi US$ 1.867 per ons troi.
Baca Juga: Harga emas spot turun setelah terbang tinggi, mampukah mendekati rekor US$ 1.900?
"Dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, imbal hasil obligasi AS terus bergerak ke tepi yang lebih rendah, dan dolar yang lebih lemah sangat banyak membuat harga emas yang lebih tinggi tetap kuat, "kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.
"Kemungkinan besar kita akan melihat aksi ambil untung jangka pendek di pasar Asia sebelum tren naik berlanjut pada pembukaan perdagangan di pasar Eropa," lanjut Halley.
Memanasnya hubungan antara dua negara dengan perekonomian terbesar ini terjadi setelah AS memberi waktu selama 72 jam kepada China untuk menutup konsulatnya yang berada di Houston. Ini dilakukan setelah pemerintah Negeri Paman Sam menuduh adanya mata-mata yang diutus China ke AS.
Emas semakin perkasa setelah dapat suntikan tenaga dari langkah-langkah stimulus AS. Si kuning yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketakutan akan penurunan nilai mata uang membuat emas kian diburu.
Apalagi kini indeks dolar bertahan di dekat posisi terendahnya lebih dari empat bulan karena tekanan tersebut.
Baca Juga: Harga minyak mentah menguat tipis di tengah sejumlah sentimen negatif
"Penyebaran virus dan dampak yang jelas pada pertumbuhan ekonomi, serta meningkatnya ketegangan geopolitik mendorong investor mencari aset safe haven seperti emas," kata ekonom National Australia Bank John Sharma.
Seperti diketahui, kasus virus corona di AS terus melonjak. Menurut perhitungan Reuters, sudah lebih dari 15,01 juta orang terinfeksi oleh virus ini secara global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News