Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas ambles ke level terendah dalam lebih dari sebulan pada akhir perdagangan pekan ini. Laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang kuat mendorong ekspektasi Federal Reserve dapat mulai mengurangi dukungan ekonominya lebih cepat dari yang diantisipasi sebelumnya membuat emas menderita.
Jumat (6/8), harga emas spot ditutup koreksi turun 2,29% ke level US$ 1.763,03 per ons troi. Sebelumnya, emas sempat menyentuh level terendah sejak 30 Juni saat bertengger di US$ 1.757,70 per ons troi.
Serupa, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2021 juga ditutup anjlok hingga 2,5% dan berada di level US$ 1.763,10 per ons troi.
Kemarin, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan data nonfarm payrolls (NFP) bulan Juli yang melebihi ekspektasi dengan penambahan 943.000 pekerjaan.
"Angka pekerjaan memukul emas karena mereka meniup ekspektasi, sehingga pasar mengantisipasi bahwa tanggal taper yang akan dilakukan The Fed dapat dimajukan dengan pengumuman pada bulan September dan kemungkinan besar, pengurangan sebenarnya dilakukan pada awal Januari," kata Phillip Streible, Chief Market Strategist Blue Line Futures di Chicago.
Baca Juga: Harga emas spot koreksi 0,4% ke US$ 1.804 per ons troi jelang data tenaga kerja AS
Spekulasi tentang bank sentral AS yang mengurangi program stimulusnya telah muncul dalam beberapa hari terakhir.
Seperti diketahui, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas tanpa bunga.
Edward Moya, Senior Market Analyst OANDA, juga mengatakan bahwa sebagian besar kenaikan pekerjaan dalam laporan tersebut berasal dari pekerja dengan upah yang lebih rendah dan sektor perhotelan yang tidak mendorong inflasi. Ini mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap kenaikan harga.
Emas bisa jatuh menuju US$ 1.700 per ons troi dalam waktu dekat, namun "kita masih akan melihat sejumlah besar dukungan dipompa ke dalam ekonomi global, dan itu masih harus mendukung emas," tambah Moya.
Dolar AS dan yield US Treasury untuk tenor acuan 10-tahun melonjak setelah data tersebut dirilis. Ini makin mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Kami telah melihat PDB melesat, pendapatan perusahaan juga berada puncak dan data ekonomi akan beragam ke depan, jadi emas masih bernilai cukup bagus, dan tetap ada potensi penurunannya terbatas," tegas Streible.
Terperangkap dalam laju emas, harga komoditas logam mulia lainnya juga tergelincir. Lihat saja perak anjlok 3,2% menjadi US$ 24,33 per ons troi, platinum koreksi 2,2% ke US$ 983,53 per ons troi dan berada di pekan terburuk sejak Juni. Sementara itu, paladium turun 0,8% menjadi US$ 2.628,72.
Selanjutnya: Wall Street bervariasi, S&P 500 dan Dow Jones ditutup pada rekor tertinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News