Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas berbalik arah dan jatuh pada hari Selasa karena dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat. Sementara investor mengalihkan perhatian ke data inflasi AS untuk isyarat pada strategi kebijakan moneter Federal Reserve selanjutnya.
Selasa (10/5), harga emas spot ditutup anjlok 0,9% menjadi US$ 1.838,27 per ons troi. Padahal sebelumnya, emas sempat naik 0,6% di awal sesi.
Sejalan, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Juni 2022 juga ditutup anjlok 1% ke US$ 1.841,00 per ons troi.
Kemarin, indeks dolar AS naik 0,2%, bertahan di dekat level tertinggi dalam 20 tahun. Sementara itu, imbal hasil US Treasury tenor acuan 10-tahun turun dari level puncak hampir empat tahun.
"Awalnya, emas menunjukkan tanda-tanda kemungkinan stabil, tetapi investor masih gugup menjelang data inflasi tentang seberapa agresif Fed akan," kata Edward Moya, analis senior OANDA.
Baca Juga: Harga Emas Spot ke US$1.856,75, Penurunan US Treasury Imbangi Penguatan Dolar
"Penguatan dolar melukai emas. Meskipun kita melihat jeda di pasar obligasi, tampaknya jelas bahwa investor tidak akan langsung melompat kembali ke emas," tambahnya.
Saat ini, investor menunggu data indeks harga konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pada hari ini (11/5) untuk mengukur kemungkinan dampaknya terhadap rencana kenaikan suku bunga The Fed.
Tujuan The Fed untuk menurunkan inflasi tanpa mengorbankan ekonomi adalah tantangan tetapi dapat dilakukan di tengah meningkatnya ketidakpastian yang disebabkan oleh perang di Ukraina dan pandemi COVID-19, kata Presiden Fed New York John Williams.
"Komentar Williams mencerminkan sedikit kemunduran dari sikap hawkish (berkaitan dengan) kenaikan suku bunga," kata Bob Haberkron, Senior Market Strategist di RJO Futures.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi. Namun, ini sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan tanpa bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News