kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.359   15,00   0,09%
  • IDX 6.594   61,87   0,95%
  • KOMPAS100 981   12,66   1,31%
  • LQ45 769   6,68   0,88%
  • ISSI 201   2,35   1,18%
  • IDX30 398   3,28   0,83%
  • IDXHIDIV20 478   4,23   0,89%
  • IDX80 111   1,16   1,05%
  • IDXV30 117   0,94   0,81%
  • IDXQ30 132   1,14   0,88%

Harga Emas Rekor Tertinggi, Saham Emiten Emas Ini Layak Dibeli, Ada yang Blue Chip


Rabu, 12 Februari 2025 / 07:35 WIB
Harga Emas Rekor Tertinggi, Saham Emiten Emas Ini Layak Dibeli, Ada yang Blue Chip
ILUSTRASI. Harga Emas Rekor Tertinggi, Saham Emiten Emas Ini Layak Dibeli, Ada yang Blue Chip


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana, Yudho Winarto | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas emas dan logam mulia menyentuh rekor tertinggi pada Februari 2025 ini. Analis melihat sejumlah saham emiten emas memiliki prospek cerah untuk investasi. Bahkan, ada saham emiten emas tersebut yang berkarakteristik blue chip.

Melansir Reuters, harga emas spot sempat menyentuh puncak di US$2.942,70 per ons troi dalam sesi perdagangan Asia sebelum turun sedikit menjadi US$2.909,49 per ons troi, naik 0,1% pada pukul 09:16 GMT.

Lonjakan harga emas ini menandai rekor kedelapan pada tahun 2025, mendekatkan logam mulia ini ke ambang US$3.000 per ons. Investor semakin waspada terhadap dampak kebijakan perdagangan AS terhadap ekonomi global.

Sementara itu, kontrak berjangka emas AS naik 0,1% menjadi $2.936,10 per ons, diperdagangkan dengan harga premium sekitar $25 dibandingkan harga spot.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Hari Valentine 2025 Untuk Pasangan yang Bermakna dan Romantis

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mengamati lonjakan harga emas dipicu oleh potensi ketidakpastian ekonomi global usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif terhadap Meksiko, Kanada dan China. Kondisi ini membawa investor untuk kembali melirik aset safe haven.

Equity Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Irsyady Hanief menambahkah, sentimen kebijakan tarif Donald Trump mendongkrak permintaan emas fisik, termasuk di pasar AS. Emas fisik diklasifikasikan sebagai zero-risk asset, sehingga banyak institusi keuangan mulai beralih ke emas fisik sebagai bentuk mitigasi risiko.

"Harga emas diperkirakan akan tetap kuat dalam waktu dekat, meskipun volatilitas tetap menjadi faktor yang harus diperhatikan seiring dengan dinamika kebijakan ekonomi global," kata Iryady kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2).

Research Analyst Phintraco Sekuritas Muhamad Heru Mustofa sepakat, tarif yang diberlakukan Donald Trump serta tingkat inflasi berpotensi meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Heru memprediksi harga emas dunia bisa lanjut menguat, atau bergerak fluktuatif dalam rentang US$ 2.780 - US$ 2.850 per troy ons.

Kenaikan harga emas di awal tahun ini berpotensi mengerek naik harga jual rata-rata emiten emas, sehingga berpeluang mendongkrak kinerja emiten pada kuartal I-2025.

"Tapi momentum kenaikan harga emas ini perlu diiringi dengan peningkatan volume penjualan supaya kinerja keuangan dapat maksimal," kata Heru.

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer memperkirakan harga emas akan bergerak dalam rentang US$ 2.700 - US$ 2.900 dalam jangka pendek di kuartal pertama ini. Penguatan harga emas bisa memoles kinerja emiten melalui peningkatan pendapatan dan margin keuntungan, meski masih ada risiko dari sisi kenaikan biaya.

Irsyady menimpali, secara historis kinerja maupun pergerakan harga saham emiten emas cenderung sejalan dengan harga komoditas emas. Tapi, dampaknya tergantung dari sejumlah faktor. Terutama dari sisi tingkat produksi, efisiensi biaya operasional dan kondisi makro ekonomi.

"Secara keseluruhan, emiten emas yang memiliki strategi ekspansi dan efisiensi operasional yang kuat berada dalam posisi yang lebih baik untuk memanfaatkan momentum ini," kata Irsyady.

Tonton: 50% Kuota Jemaah Haji Khusus Terisi

Rekomendasi saham emiten emas

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly sepakat, lonjakan harga emas bisa mendongkrak kinerja emiten, terutama yang memiliki struktur biaya rendah serta output produksi yang stabil. Secara bersamaan, volatilitas harga emas dapat memengaruhi sentimen investor terhadap prospek saham emiten emas dalam jangka menengah.

Rizal memandang harga saham emiten emas pada umumnya bergerak sejalan dengan harga komoditas emas. Hanya saja, respons pelaku pasar bisa bervariasi, tergantung dari kondisi makro ekonomi dan sentimen spesifik yang sedang mengiringi emiten tersebut.

"Dalam kondisi harga emas yang tinggi, saham emiten emas bisa mengalami kenaikan, tetapi sentimen seperti suku bunga dan faktor eksternal lainnya dapat menyebabkan pergerakan yang tidak selalu linear," terang Rizal.

Rizkia menambahkan, fluktuasi harga komoditas emas akan menjadi sentimen penting yang diperhatikan investor dalam jangka pendek hingga jangka menengah. Respons lanjutan dari AS dan China terkait kebijakan tarif juga menjadi sentimen yang krusial.

Dengan posisi investor yang kembali melirik aset safe haven ketimbang kelas aset yang lebih berisiko, Rizkia menaksir dampak kenaikan harga emas terhadap saham emiten masih cenderung terbatas.

"Pastinya ada sentimen positif untuk saham yang berelasi dengan kenaikan harga emas, tapi market saat ini masih sangat volatile," terang Rizkia.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany menilai kondisi saat ini bisa menjadi momentum untuk mengoleksi saham emas. Namun, pelaku pasar mesti tetap selektif memilah saham emiten emas.

Indri menjagokan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang secara fundamental mencapai operasional kuat di kuartal IV-2024 dengan rekor penjualan emas pada tahun lalu. Indri merekomendasikan buy saham ANTM mencermati support Rp 1.345 dan resistance di Rp 1.540.

Saha ANTM merupakan salah satu penghuni Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham LQ45 identik dengan saham blue chip karena memiliki nilai kapitalisasi pasar besar dan telah berpengalaman di pasar saham.

Rizal juga menyodorkan saham ANTM untuk target harga Rp 1.700. Sementara Irsyady melirik PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sebagai emiten yang layak dicermati.

Heru menyarankan buy on support ANTM dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Level entry  ANTM bisa dipertimbangkan pada area Rp 1.385 untuk target harga Rp 1.460 - Rp 1.480. Sedangkan level entry BRMS ada di area Rp 382 - Rp 386 untuk target harga Rp 400 - Rp 418.

Selain itu, Heru menyarankan wait and see saham MDKA pada area Rp 1.380 untuk target harga Rp 1.550 - Rp 1.635. Sementara Miftahul merekomendasikan trading buy ANTM dan hold PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), untuk target harga Rp 1.540 dan Rp 500 per saham.

Baca Juga: Jadwal Libur Sekolah Puasa Ramadan & Cuti Bersama Lebaran 2025 Dari Prabowo Subianto

Selanjutnya: INKP, MDKA, UNVR Tergusur dari MSCI Global Indeks, CLEO Masuk Small Cap

Menarik Dibaca: Promo CFC Beli 1 Gratis 1 Paket Astaga 11-28 Februari 2025, Mulai Rp 32.727 Saja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×