Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas naik tipis pada hari Rabu (20/4) karena penurunan dolar serta kekhawatiran atas inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi karena perang di Ukraina.Sementara kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang menjulang membatasi keuntungan.
Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,1% menjadi US$1.952,09 per ons troi pada 13:53. ET (1753 GMT), pulih dari level terendah hampir dua minggu yang disentuh sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,2% pada US$1.955,60.
Baca Juga: Perusahaan Logam Rusia Dimusuhi Negara Tak Bersahabat, Moskow Susun Rencana Balasan
"Kami semakin dekat dengan peluang beli emas... kami melakukan aksi jual korektif yang bagus dan ada peluang di sini untuk bergerak lebih tinggi," kata Daniel Pavilonis, analis pasar senior di RJO Futures.
Pada hari Selasa, emas turun sebanyak 1,8% karena komentar hawkish dari pejabat Fed mendorong dolar dan imbal hasil Treasury 10-tahun ke tertinggi multi-tahun.
Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga AS meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.
Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly pada hari Rabu mengatakan dia memperkirakan inflasi akan mulai turun dan berada di target 2% Fed dalam lima tahun.
Pedagang berjangka dana Fed mengharapkan suku bunga acuan naik menjadi 1,32% pada bulan Juni, dan menjadi 2,80% Februari mendatang, dari 0,33% sekarang.
Emas telah berkinerja relatif baik, naik sekitar 7% tahun ini, meskipun imbal hasil riil meningkat dan dolar menguat, analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rontok, Pembeli Sepekan Lalu Rugi 10% Lebih
Kekhawatiran inflasi dan pertumbuhan keduanya telah "didorong oleh perang" dan dikombinasikan dengan volatilitas di pasar ekuitas dan obligasi, investor semakin mencari tempat berlindung yang aman, tambah Hansen.
Di tempat lain, harga perak spot turun 0,1% menjadi $25,13 per ons troi, platinum turun 0,6% menjadi US$984,67. Palladium melanjutkan pergerakannya yang bergejolak dan naik menjadi US$2.476,05, setelah naik sebanyak 4,8% di sesi tersebut.
Fokus pasar terus pada kemungkinan penurunan pasokan logam yang digunakan dalam knalpot kendaraan untuk mengekang emisi dari produsen utama Rusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News