Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas mencapai puncak tertinggi lebih dari 11 minggu pada Rabu (22/1), tidak jauh dari puncak tertinggi sepanjang masa yang dicapai tahun lalu, didorong oleh permintaan safe haven yang berasal dari ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump dan dolar yang lebih lemah.
Mengutip Reuters, Rabu (22/1), harga emas spot naik 0,3% menjadi US$ 2.751,89 per ons pada pukul 05.02 GMT, setelah mencapai level tertinggi sejak 1 November di awal sesi dan mendekati rekor tertingginya di US$ 2.790,15 yang dicapai pada bulan Oktober. Harga emas berjangka AS naik 0,3% menjadi US$ 2.768,40.
"Masih ada ketidakpastian mengenai kapan Trump ingin menerapkan kebijakannya pada mitra dagang utama AS, yang menyebabkan banyak ketidakpastian terhadap dolar, yang merupakan katalis utama jangka pendek yang mendorong nada bullish pada harga emas," kata Kelvin Wong, analis pasar senior OANDA untuk Asia Pasifik.
Baca Juga: Harga Emas Naik Mendekati US$ 2.750, Didorong Kebijakan Tarif Trump
Dolar yang lebih lemah membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Emas dianggap sebagai investasi yang aman selama ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Trump berjanji akan mengenakan tarif kepada Uni Eropa dan mengatakan bahwa pemerintahannya sedang membahas tarif 10% untuk barang-barang yang diimpor dari China mulai 1 Februari.
Daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi dapat berkurang jika kebijakan Trump, yang dianggap inflasioner, menyebabkan Federal Reserve mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Suku bunga yang lebih tinggi melemahkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Rabu (22/1/2025) Melonjak Rp 15.000
The Fed akan bertemu minggu depan dengan fokus tertuju pada kebijakan pemerintahan Trump yang baru dan mata lainnya pada pasar obligasi yang telah menaikkan biaya pinjaman bahkan ketika bankir sentral AS telah memangkas suku bunga.
Dalam pertemuan tersebut, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil.
"Ketidakpastian makro dan perdagangan serta prospek situasi fiskal yang memburuk mendukung permintaan aset safe haven. Pembelian oleh bank sentral menetapkan basis permintaan yang kuat, tetapi kami memperkirakan permintaan investasi akan meningkat, mengimbangi kerugian dalam permintaan fisik," kata ANZ dalam sebuah catatan.
Selanjutnya: Lubang Hitam Supermasif Menunjukkan Fenomena Baru yang Tertangkap Kamera
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Kebutuhan Dapur 16-31 Januari 2025, Sambal Terasi Sasa Beli 1 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News