Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Harga emas menembus level US$ 4.100 per ons troi untuk pertama kalinya pada Senin (13/10/2025). Ini merupakan rekor tertinggi baru emas di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China serta ekspektasi akan adanya pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).
Mengutip Reuters, harga emas spot naik 2,2% menjadi US$ 4.106,48 per ounce pada pukul 13.47 waktu AS Timur (17.47 GMT), setelah sempat mencapai rekor US$ 4.116,77.
Sementara itu, kontrak berjangka (futures) emas AS untuk pengiriman Desember ditutup 3,3% lebih tinggi di US$ 4.133.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak 56%, dan untuk pertama kalinya menembus level psikologis US$ 4.000 pada pekan lalu.
Penyebab lonjakan Harga emas
Lonjakan ini dipicu oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, ekspektasi penurunan suku bunga AS, serta pembelian besar-besaran oleh bank-bank sentral di seluruh dunia.
“Harga emas bisa dengan mudah melanjutkan momentum kenaikannya. Kita mungkin akan melihat harganya melampaui US$ 5.000 pada akhir tahun 2026,”
kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures.
Streible menambahkan, pembelian stabil dari bank sentral, arus masuk yang kuat ke ETF emas, ketegangan dagang antara AS dan China, serta prospek penurunan suku bunga AS memberikan dukungan struktural yang kuat bagi pasar logam mulia ini.
Baca Juga: Sehari Naik Dua Kali, Cek Grafik Harga Emas Antam (13 Oktober 2025)
Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump kembali memanaskan hubungan dagang dengan China pada Jumat lalu, mengakhiri masa tenang yang rapuh antara dua ekonomi terbesar dunia itu.
Sementara itu, pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan sebesar 97% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan peluang 100% untuk pemangkasan lanjutan pada Desember.
Emas, yang merupakan aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset), biasanya berkinerja baik ketika suku bunga turun, karena biaya peluang memegang emas menjadi lebih rendah.
Analis dari Bank of America dan Société Générale kini memperkirakan bahwa harga emas akan mencapai US$ 5.000 pada 2026, sementara Standard Chartered menaikkan proyeksinya menjadi rata-rata US$ 4.488 pada tahun depan.
Baca Juga: Harga Emas Melejit, Demam Emas Melanda Investor di Singapura
“Kami menilai reli ini masih memiliki tenaga untuk berlanjut, tetapi koreksi jangka pendek justru akan lebih sehat bagi tren kenaikan jangka panjang,” ujar Suki Cooper, Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank.
Harga perak juga bersinar
Harga perak spot juga naik 3,1% menjadi US$ 51,82, bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi US$ 52,12 pada sesi perdagangan sebelumnya. Lonjakan ini didorong oleh faktor yang sama seperti emas, ditambah pasokan yang semakin ketat di pasar spot.
Secara teknikal, indikator menunjukkan bahwa emas dan perak kini berada dalam kondisi jenuh beli (overbought), dengan indeks kekuatan relatif (RSI) emas di angka 80, dan perak di 83.
Sementara itu, platinum naik 3,9% menjadi US$ 1.648,25, dan palladium melonjak 5,2% menjadi US$ 1.478,94.
Tonton: Harga Emas Antam Kembali Melonjak Sore Hari ini (13 Oktober 2025)
Selanjutnya: Double Kenikmatan Satu Harga, Promo Genki Sushi Buy 1 Get 1 Cuma 13–17 Oktober
Menarik Dibaca: Double Kenikmatan Satu Harga, Promo Genki Sushi Buy 1 Get 1 Cuma 13–17 Oktober
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News