kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas mulai masuk tren bearish


Jumat, 16 Desember 2016 / 09:00 WIB
Harga emas mulai masuk tren bearish


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Akhirnya, tren pelemahan harga emas benar-benar tiba. Seperti sudah diprediksi sebelumnya, keputusan The Federal Reserve mengerek suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) membuat harga emas tertekan.

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/12) pukul 18.45 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2017 di Commodity Exchange anjlok 3,01% ke US$ 1.128,7 per ons troi. Ini adalah harga terendah emas sepanjang tahun ini.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed menjadi 0,75% menekan harga emas. "Emas masih berpotensi melemah hingga akhir tahun," ujar dia.

Hitungan Deddy, harga emas akan bergerak di kisaran US$ 1.130-US$ 1.100 per ons troi sampai akhir tahun ini. Penurunan harga emas berpotensi berlanjut hingga tahun depan.

Malah, menurut analis SoeGee Futures Alwi Assegaf, harga si kuning bisa terus turun hingga 2018 nanti. Penyebabnya, dalam jangka panjang, The Fed menargetkan suku bunga mencapai 3%. "Sebagai aset non bunga, emas makin tertekan dengan suku bunga yang tinggi," jelas dia.

Asal tahu saja, sepanjang tahun ini, harga emas sudah turun sekitar 9%. Penurunan paling dalam terjadi pada bulan November, akibat isu kenaikan suku bunga serta kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS.

Prospek kenaikan suku bunga The Fed mengurangi daya tarik emas sebagai investasi alternatif. Banyak investor menarik dana dari emas. Lihat saja, kepemilikan di SPDR Gold Shares, produk ETF berbasis emas terbesar di dunia, turun 0,8% jadi 894,44 ton setelah pertemuan The Fed.

Sejak bulan November kepemilikan ETF ini turun 10%.

Naik jangka pendek

Tapi Deddy optimistis, di awal tahun 2017, harga emas berpotensi bangkit terbatas menjelang Imlek. Apalagi, data impor emas India bulan November cukup baik. Kementerian Keuangan India mencatat, impor emas Negeri Sungai Gangga ini naik 10% menjadi 111 metrik ton November lalu.

"Tapi data ini sulit menahan penurunan harga emas karena dalam jangka pendek emas masih di bawah tekanan," beber Deddy.

Selain itu, Alwi melihat kenaikan harga emas berpotensi terjadi dalam jangka pendek, dipicu oleh aksi bargain hunting. "Satu-satunya harapan harga emas bisa naik lagi adalah kejatuhan bursa saham global," kata Alwi.

Dari sisi teknikal, harga emas saat ini bergulir di bawah MA 50, MA100 dan MA200. Indikator MACD cenderung melemah. Tapi indikator RSI oversold di level 21, sehingga membuka peluang rebound. Indikator stochastic juga berada di area oversold.

Deddy memprediksi harga emas hari ini (16/12) akan mengalami rebound teknikal dan bergerak pada kisaran US$ 1.115,7–US$ 1.138,6 per ons troi. Sedangkan Alwi menganalisa dalam sepekan ke depan komoditas logam mulia ini akan bergerak di rentang US$ 1.117–US$ 1.165 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×