Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas merangkak naik setelah terjun kembali ke bawah level US$ 1.700 per ons troi di akhir pekan lalu.
Senin (10/10) pukul 6.50 WIB, harga emas spot menguat 0,12% ke US$ 1.696,9 per ons troi. Sedangkan harga emas kontrak Desember 2022 melemah 0,28% ke US$ 1.704,50 per ons troi pada awal pekan ini.
Harga emas turun pada hari Jumat setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan memperkuat ekspektasi Federal Reserve akan menerapkan kenaikan suku bunga yang curam. Data menunjukkan pengusaha AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari yang diharapkan pada bulan September, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 3,5%.
Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Tetap, Simak Daftarnya di Senin, 10 Oktober 2022
"Pasar melihat laporan penggajian yang lebih kuat dari perkiraan sebagai dorongan lebih lanjut bagi The Fed untuk menaikkan lagi suku bunga 75 bps pada pertemuan awal November," kata Tai Wong, pedagang senior di Heraeus Precious Metals di New York kepada Reuters.
Wong menambahkan bahwa jika harga emas tidak menahan support di US$ 1.690 per ons troi, harga bisa makin turun dan menguji ulang level US$ 1.660 per ons troi. Pasar sekarang akan fokus pada data inflasi utama minggu depan, serta risalah Fed.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS. Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Kenaikan yield obligasi yang mengikuti kenaikan suku bunga pun berpotensi mengerek nilai tukar dolar AS. Penguatan kurs dolar AS membuat emas menjadi lebih mahal dalam mata uang lain.
Baca Juga: Harga Emas Antam Dipatok Rp 949.000 Per Gram Pada Hari Ini (9/10)
"Pedagang emas sekali lagi memutuskan untuk lebih fokus pada kebijakan Fed dan mengurangi geopolitik yang mungkin mendorong beberapa permintaan safe-haven," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Sementara itu, harga emas fisik turun di India. Kenaikan harga lokal di tengah penurunan rupee mengurangi permintaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News