Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mencapai puncak hampir dua pekan pada hari Senin (4/10). Terangkat oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS), mengimbangi taruhan bahwa Federal Reserve AS dapat segera mulai mengurangi pembelian aset era pandemi.
Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,2% menjadi US$1.764,60 per ons troi pada 0112 GMT, setelah mencapai US$1.765,54, tertinggi sejak 23 September. Sedangkan, harga emas berjangka AS naik 0,4% menjadi US$1.764,90.
Asal tahu, indeks dolar, turun ke level terendah sejak 29 September, membuat emas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Federal Reserve mungkin hampir memenuhi mandat inflasi yang ditetapkan untuk menaikkan suku bunga, kata Presiden Bank Fed Philadelphia Patrick Harker, tetapi mungkin satu tahun atau lebih lama sebelum tujuan pekerjaan bank sentral terpenuhi untuk memungkinkan kenaikan suku bunga aktual .
Baca Juga: Harga emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 924.000 per gram pada hari ini (4/10)
Kondisi The Fed untuk menaikkan suku bunga dapat dipenuhi pada akhir 2022, Presiden Bank Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pada hari Jumat, menambahkan, dia memperkirakan inflasi akan kembali turun ke target bank sentral tahun depan.
Emas secara tradisional dipandang sebagai lindung nilai inflasi, meskipun pengurangan stimulus bank sentral dan kenaikan suku bunga cenderung mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, yang pada gilirannya diterjemahkan menjadi biaya peluang yang lebih tinggi untuk emas yang tidak membayar bunga.
SPDR Gold Trust GLD, ETF emas terbesar di dunia, mengatakan kepemilikannya turun 0,4% menjadi 986,54 ton pada hari Jumat.
Permintaan emas fisik juga meningkat di konsumen utama China minggu lalu dan ada peningkatan aktivitas di hub Asia lainnya termasuk Singapura.
Di tempat lain, harga perak XAG naik 0,4% pada $22,62 per ons troi. Platinum XPT naik 0,4% menjadi $976.08 dan paladium XPD naik 0,1% menjadi US$1.921,72.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News