Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Kontrak harga minyak dunia diprediksi akan terus menanjak. Sekitar 21 dari 35 analis atau 60% analis memprediksi, harga minyak akan naik hingga 6 Mei mendatang. Sedangkan sembilan analis atau 26% lainnya memprediksi harga emas akan turun. Lima analis meramal harga emas tak akan banyak mengalami perubahan.
Prediksi harga minyak dilatarbelakangi oleh posisi dollar kian melemah setelah the Federal Reserve mengatakan pertumbuhan ekonomi yang moderat membuat suku bunga akan ditahan pada rekor rendah. Melorotnya posisi dollar mendongkrak permintaan komoditas sebagai investasi alternatif.
"Posisi dollar tertekan akibat pernyataan the Fed. Sepertinya, jika dollar terus melemah, maka harga komoditas seperti minyak dan emas akan terus terdongkrak," papar John Kilduff, partner Again Capital LLC di New York.
Kontrak harga minyak di New York Mercantile Exchange untuk pengantaran Juni naik US$ 1,65 atau 1,5% menjadi US$ 113,93 per barel pada minggu ini. Ini merupakan level tertinggi sejak 22 September lalu.
Jika dilihat, harga minyak sudah naik 25% di New York tahun ini. Pemicu utamanya adalah ketegangan politik disertai kekerasan yang menjalar di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Catatan saja, the Dollar Indes turun 0,1% menjadi 73,044 pada pukul 17.00 waktu New York, setelah sebelumnya turun 0,4% menjadi 72,834, level terendah sejak Juli 2008.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News