kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas hingga nikel masih menarik pekan ini, simak rekomendasi sahamnya


Rabu, 11 November 2020 / 13:49 WIB
Harga emas hingga nikel masih menarik pekan ini, simak rekomendasi sahamnya


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah komoditas diperkirakan akan menarik sepanjang pekan ini, salah satunya adalah emas. Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andy Wibowo Gunawan mengatakan, risiko kenaikan harga emas global akan datang dari pernyataan Gubernur Federal Reserve Jerome Powell.

Mirae Asset Sekuritas mencatat, Powell membuka pintu kemungkinan pergeseran dalam pembelian obligasi bank sentral dalam beberapa bulan mendatang, dengan mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak intervensi di sisi fiskal dan moneter. “Secara keseluruhan, kami menilai bahwa harga emas global berpotensi diperdagangkan lebih tinggi, mengingat pernyataan Powell,” tulis Andy dalam riset, Selasa (10/11).

Selain itu, indeks harga konsumen atau consumers price index (CPI) Amerika Serikat pada Oktober melambat menjadi 1,3% secara tahunan dari bulan sebelumnya di angka 1,4%. Sementara itu, konsensus memperkirakan klaim pengangguran (jobless claim) awal untuk periode 7 November akan menjadi 730.000 orang, turun dari angka  pekan sebelumnya yakni 751.000 orang.

Lebih lanjut, harga nikel global juga akan menarik minggu ini, mengingat adanya sejumlah katalis positif. Mirae Asset mencatat, persediaan nikel di London Metal Exchange (LME) akan lebih rendah pekan ini. Mirae Asset mencatat, persediaan nikel LME untuk peridoe 6 November turun menjadi 238.830 ton, dari pekan lalu di posisi 239.016 ton.

Baca Juga: Harga emas perlahan naik ke level US$ 1.882 per ons troi di pasar spot

Selain itu, persediaan tembaga di LME  juga akan turun minggu ini. Alhasil, hal tersebut akan menjadi risiko kenaikan harga nikel global karena harga tembaga dan nikel memiliki korelasi positif yang kuat. Sebagai catatan, pada 6 November, persediaan tembaga di LME turun menjadi 172.450 ton atau -26,9% secara tahunan.

Hal yang sama juga terjadi pada komoditas timah, dimana pada 6 November 2020 (pekan lalu), persediaan timah di LME turun menjadi 4.485 ton dari posisi pekan sebelumnya sebanyak 4.555 ton. Selain itu, Mirae memperkirakan bahwa persediaan timah di LME pekan ini akan lebih rendah dibandingkan pekan lalu. Dus, hal ini akan menimbulkan risiko kenaikan harga timah dunia untuk pekan ini.

Sehingga, pekan ini, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Vale Indonesia (INCO) Tbk, PT J Resources Asia Pasifik Tbk  (PSAB), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), serta saham yang berkaitan dengan tambang emas dan nikel akan cenderung atraktif.

Di sektor komoditas energi, Andy memperkirakan produksi minyak harian AS untuk 6 November akan lebih tinggi dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Sementara itu, input kilang minyak AS untuk 6 November diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan minggu sebelumnya. Secara keseluruhan, Mirae Asset memperkirakan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) akan diperdagangkan dengan harga beragam.

Baca Juga: Stok minyak AS turun 5,1 juta barel, harga minyak mentah melesat 1%

Pun demikian dengan harga batubara global yang akan diperdagangkan mixed mengingat kurangnya katalis positif. Salah satunya, impor batubara China di bulan September menurun 26,5% sevcara bulanan dan turun 46,6% secara tahunan menjadi 13,7 juta ton. Angka yang lebih rendah ini akan menjadi risiko penurunan harga batubara global untuk pekan ini.

Lebih lanjut, pemerintah China juga mulai bergerak untuk membatasi harga batubara seiring mulai memanasnya permintaan batubara menjelang musim dingin. Mengingat ketegangan geopolitik antara Australia dan China,  Mirae Asset memproyeksikan ekspor batubara Australia ke China akan melambat dalam waktu dekat. Namun, Mirae Asset memperkirakan ekspor batubara Indonesia ke China akan lebih tinggi dalam waktu dekat ini.

Di sisi lain, produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Malaysia periode Oktoberakan lebih rendah dari bulan sebelumnya karena adanya kekhawatiran terhadap kurangnya tenaga kerja di Malaysia. Ini akan menjadi risiko kenaikan harga CPO global untuk pekan ini.

Sementara itu, ekspor CPO Malaysia bulan Oktober juga diperkirakan lebih tinggi dibanding dengan bulan sebelumnya sehingga menimbulkan risiko kenaikan harga CPO global untuk pekan ini. Secara keseluruhan, harga CPO global akan diperdagangkan lebih tinggi pekan ini.

Baca Juga: Investor asing mencatat net buy Rp 1,01 triliun hari ini, sepekan Rp 5,42 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×