kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas hari ini kembali menguat, proyeksi suram The Fed jadi penyokong


Kamis, 11 Juni 2020 / 09:04 WIB
Harga emas hari ini kembali menguat, proyeksi suram The Fed jadi penyokong
ILUSTRASI. Harga emas menguat berkat pernyataan The Fed


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas menyentuh rekor tertinggi dalam sepekan setelah Federal Reserve menyampaikan proyeksi ekonomi yang suram untuk Amerika Serikat. Hal tersebut akhirnya meningkatkan permintaan untuk aset safe haven seperti emas. 

Mengutip Reuters, Kamis (11/6), pukul 08.45 WIB, harga emas spot berada di US$ 1,732.56 per ons troi. Bahkan, harga si kuning sempat mencapai level tertinggi sejak 2 Juni di awal sesi perdagangan hari ini. 

Sementara itu, harga emas berjangka AS melesat 1,2% menjadi US$ 1,741,90 per ons troi. 

Seperti diketahui, pada Rabu (10/6), harga emas naik 1,3%, ini menjadi persentase harian terbesar dalam sebulan terakhir karena pernyataan The Fed. 

Baca Juga: Harga minyak mentah kompak turun 2% setelah stok minyak AS cetak rekor tertinggi

Kemarin, bank sentral AS ini mengulangi janjinya untuk memberi dukungan luar biasa yang berkelanjutan pada ekonomi Negeri Paman Sam. Namun, The Fed kembali memprediksi bahwa ekonomi AS bakal kontraksi 6,5% di tahun 2020. Selain itu, tingkat pengangguran akan berada di level 9,3% pada akhir tahun.

Pejabat The Fed juga menandai perlunya menjaga suku bunga mendekati nol, atau di level 0%-0,25% hingga setidaknya 2022.

Ukuran stimulus besar dan suku bunga rendah cenderung mendukung harga emas, yang sering dianggap sebagai lindung nilai dari inflasi dan penurunan nilai mata uang.

Hasil pernyataan The Fed ini juga memukul bursa saham di Asia pada hari ini. 

Kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi global juga datang karena kasus virus corona di AS naik lebih dari 2 juta pada Rabu (10/6) lalu. Jumlah infeksi baru di AS juga meningkat sedikit setelah lima minggu penurunan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×