Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas ditutup menguat pada di awal pekan, menyusul pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil US Treasury. Di sisi lain, kini fokus investor beralih ke data inflasi AS untuk petunjuk tentang rencana kenaikan suku bunga Federal Reserve selanjutnya.
Senin (8/8), harga emas spot ditutup naik 0,8% menjadi US$ 1.788,96 per ons troi. Setali tiga uang, harga emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember 2022 juga ditutup naik 0,8% ke US$ 1.805,2 per ons troi.
Pada perdagangan awal pekan ini, indeks dolar AS turun 0,2%, dan membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Di saat yang sama, imbal hasil US Treasury juga tergelincir.
Emas dianggap sebagai investasi yang aman di tengah ketegangan politik dan kekhawatiran resesi, tetapi suku bunga yang tinggi cenderung meredupkan daya tarik emas, yang tidak membayar bunga.
"Pasar tampaknya telah memperhitungkan keterkejutan dari jumlah pekerjaan ... namun, emas akan mengalami masa sulit jika The Fed melihat pengetatan lebih jauh," kata Edward Moya, analis senior OANDA.
Baca Juga: Harga Emas Spot Melemah, Data Ekonomi AS Mengangkat Taruhan Suku Bunga The Fed
"Investor asing akan mencari investasi alternatif dan emas adalah pilihan dengan situasi yang sedang berlangsung di Taiwan dan Ukraina," lanjut dia.
Emas sempat melemah turun pada hari Jumat setelah data memperlihatkan pertumbuhan pekerjaan AS yang kuat dan memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan terus menaikkan suku dalam beberapa pertemuan berikutnya untuk memperlambat inflasi.
Dengan kenaikan emas yang dibatasi oleh potensi kenaikan yang lebih agresif dari The Fed, secara teknikal emas akan bergerak di sekitar US$ 1.700, ketika keputusan The Fed berikutnya diumumkan, je;as Analis Kinesis Money Rupert Rowling dalam sebuah catatan.
Laporan indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu dapat memberikan petunjuk tentang langkah The Fed selanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News