kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,60   5,25   0.57%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga emas ditutup melemah ke US$ 1.818 per ons troi, terseret US Treasury


Selasa, 16 Februari 2021 / 05:52 WIB
Harga emas ditutup melemah ke US$ 1.818 per ons troi, terseret US Treasury
ILUSTRASI. Harga emas meredup


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas spot ditutup melemah setelah tertekan oleh kenaikan imbal hasil US Treasury yang berada di level tertinggi hampir dalam 11 bulan. Tekanan bagi harga emas juga terjadi setelah bursa saham global mencapai rekor baru di awal pekan ini.

Senin (15/2) harga emas spot ditutup melemah 0,3% menjadi US$ 1.818,86 per ons troi. Setali tiga uang, harga emas berjangka kontrak pengiriman April 2020 juga turun 0,2% menjadi US$ 1.818,90 per ons troi. 

"Secara teknikal, posisi emas tetap rapuh dan akan berada di bawah tekanan pelemahan baru di pekan ini jika imbal hasil US Treasuty terus bergerak lebih tinggi," kata Senior Market Analyst OANDA Jeffrey Halley dalam sebuah catatan.

Imbal hasil pada obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi membuat emas tidak memberikan keuntungan berarti bagi investor. 

Selain itu, investor pun kini kembali bergerak ke bursa saham guna mencari keuntungan yang lebih cepat. "Dengan beralihnya pasar ke investasi risk-on yang kuat, sulit untuk melihat harga emas naik," ujar Chief Analyst ActivTrades Carlo Alberto De Casa. 

Dia pun melihat potensi harga emas dapat terus melemah dan berada di bawah US$ 1.790 per ons troi jika keadaan tetap seperti saat ini. 

Baca Juga: Permintaan emas selama Imlek diwarnai aksi wait and see

Kini pasar pun masih menanti risalah pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada akhir Januari, yang dijadwalkan dirilis pada hari Rabu (17/2).

Keadaan berbeda justru terjadi pada harga platinum yang mencapai level tertinggi dalam lebih dari enam tahun pada perdagangan hari Senin. Ini didukung oleh ekspektasi dari defisit platinum karena permintaan yang lebih diprediksi akan lebih besar di tahun-tahun mendatang untuk industri otomotif. 

Platinum, yang digunakan dalam konverter katalitik yang membatasi emisi dari sistem pembuangan mesin mobil, ditutup naik 3,9% menjadi US$ 1.305,33 per ons troi.

Rekor harga platinum terakhir kali terjadi pada 29 September 2014 lalu. Kala itu, harga platinum berada di level US$ 1.308 per ons troi. 

"Investor mulai menyadari ada potensi kenaikan untuk harga platinum, karena itu investor mulai mengejar logam mulia lainnya," kata analis ABN Amro Georgette Boele, menambahkan prospek industri telah membaik untuk platinum.

Platinum kemungkinan akan terus menguat dan mengungguli paladium dan emas, tetapi tidak mungkin untuk kembali memperdagangkan emas dengan harga premium, tambahnya.

Perusahaan bahan spesialis Johnson Matthey memperkirakan defisit tahunan ketiga secara berturut-turut untuk platinum pada tahun ini.

Analis juga mengatakan masalah pasokan logam yang sudah berlangsung lama di produsen utama Afrika Selatan. Ini dapat memberikan dukungan lebih lanjut dengan berpotensi memperlebar defisit pasokannya.

Selanjutnya: Harga minyak WTI merangkak naik ke level US$ 60,75 per barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×