kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak WTI merangkak naik ke level US$ 60,75 per barel


Senin, 15 Februari 2021 / 12:13 WIB
Harga minyak WTI merangkak naik ke level US$ 60,75 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melonjak ke level tertinggi sekitar 13 bulan dipicu meningkatnya kekhawatiran ketegangan di Timur Tengah pada Senin (15/2). Sementara harapan bahwa stimulus Amerika Serikat (AS) dan pelonggaran penguncian turut akan mendukung permintaan bahan bakar.

Melansir Reuters pukul 11.51 WIB, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,09 atau 1,8% menjadi US$ 63,52 per barel pada 0428 GMT, setelah naik ke sesi tertinggi US$ 63,76, rekor sejak 22 Januari 2020.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 1,28, atau 2,2% menjadi US$ 60,75 per barel. Menyentuh level tertinggi sejak 8 Januari tahun lalu US$ 60,95 pada awal sesi.

Sebagai informasi, harga minyak naik sekitar 5% pada pekan lalu.

Baca Juga: Tahun ini, produksi dan penjualan komoditas mineral Indonesia diproyeksi naik

Pertempuran koalisi pimpinan Saudi di Yaman mengatakan pada Minggu malam bahwa mereka mencegat dan menghancurkan pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak yang ditembakkan oleh kelompok Houthi ke arah kerajaan

Situasi ini kian meningkatkan kekhawatiran akan ketegangan baru di Timur Tengah. "Lonjakan awal di pasar minyak dipicu oleh berita tersebut," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di broker komoditas Fujitomi Co.

"Tapi reli juga didorong oleh meningkatnya harapan bahwa stimulus AS dan pelonggaran lockdown akan meningkatkan ekonomi dan permintaan bahan bakar," katanya.

“Harga minyak WTI dapat ditarik kembali oleh aksi ambil untung karena mencapai level kunci US$ 60,” tambahnya.

Harga minyak telah menguat selama beberapa pekan terakhir juga karena pasokan semakin ketat, sebagian besar disebabkan oleh pengurangan produksi dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu dalam kelompok OPEC +.

"Selain itu, pasar saham global yang kuat mendorong minat investor terhadap aset risiko," kata Satoru Yoshida, analis komoditas Rakuten Securities.

Baca Juga: Neraca perdagangan Januari 2021 surplus US$ 1,96 miliar

Saham Asia naik ke rekor tertinggi pada hari Senin karena peluncuran vaksin virus corona yang sukses secara global meningkatkan harapan pemulihan ekonomi yang cepat di tengah bantuan fiskal baru dari Washington.

"Dengan pasokan uang murah di tengah pelonggaran moneter di seluruh dunia, peluncuran vaksin yang cepat dan pasokan yang ketat dari OPEC + dan produsen minyak serpih AS, harga minyak mentah mungkin menuju ke US$ 70 per barel," kata Yoshida.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×