kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.220   -84,00   -0,52%
  • IDX 7.893   101,21   1,30%
  • KOMPAS100 1.117   11,96   1,08%
  • LQ45 830   6,60   0,80%
  • ISSI 263   5,24   2,03%
  • IDX30 429   3,31   0,78%
  • IDXHIDIV20 492   4,68   0,96%
  • IDX80 124   0,93   0,75%
  • IDXV30 128   0,92   0,73%
  • IDXQ30 138   1,74   1,27%

Harga Emas Bergerak Fluktuatif, Prospeknya Masih Merekah Hingga Akhir Tahun 2025


Selasa, 03 Juni 2025 / 17:40 WIB
Harga Emas Bergerak Fluktuatif, Prospeknya Masih Merekah Hingga Akhir Tahun 2025
ILUSTRASI. Batangan emas dipajang di sebuah toko perhiasan emas di kota Chandigarh, India utara, 8 Mei 2012. Status safe haven pada aset logam mulia ini semakin kokoh dan sulit kembali menyentuh di bawah level US$ 3.000 per ons troi.


Reporter: Melysa Anggreni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas diproyeksikan akan terus menanjak hingga akhir tahun 2025. Status safe haven pada aset logam mulia ini semakin kokoh dan sulit kembali menyentuh di bawah level US$ 3.000 per ons troi.

Menurut data Bloomberg, harga emas spot terpantau telah naik 1,35% dalam sepekan. Per Selasa (3/6) harga emas bertengger di level US$ 3.362 per ons troi, turun 0,56% dari level kemarin. Adapun harga emas batangan Antam melesat tipis 0,88% dalam sepekan menjadi Rp 1.940.000 per gram.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan, kenaikan harga emas pada pekan ini tidak terlepas dari polemik kebijakan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengancam akan mengenakan tarif sebesar 50% pada komoditas baja dan aluminium.

Baca Juga: Harga Emas Spot Terkoreksi dari Level Tertinggi 4 Pekan ke US$ 3.355,7 Selasa (3/6)

Alhasil, dolar AS kembali berguguran pada awal pekan ini. Bahkan keterpurukan mata uang ini sudah terlihat sejak awal tahun 2025. Indeks dolar (DXY) yang memantau pergerakan mata uang dolar terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun lebih dari 9% secara year to date (ytd).

"Sehingga, status emas sebagai aset safe haven semakin diperkuat dengan menurunnya kepercayaan investor terhadap dolar AS yang semula juga dipandang sebagai safe haven," tutur Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (03/6).

Menurut Lukman, selama perseteruan tarif, tensi geopolitik di Timur Tengah dan perang di Ukraina masih berlangsung, maka harga emas masih akan terus mununjukkan tren kenaikan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Guru Besar Keuangan dan Pengamat Pasar Modal Universitas Indonesia Budi Frensidy. Menurutnya, keberlangsungan tren reli ini akan bersandar pada sentimen negatif tersebut, yang pada gilirannya menjadi ancaman resesi bagi AS.

Baca Juga: Tips Menabung Emas Bagi Pemula dan Cara Membeli Emas Antam Online

Budi menyebutkan bahwa kenaikan harga emas juga didorong oleh aksi borong emas bank sentral di seluruh dunia. People’s Bank of China (PboC) misalnya, melaporkan telah menambah 13 ton pada cadangan emasnya di kuartal l - 2025.

Tidak hanya China, sejumlah negara lainnya juga berbondong-bondong melakukan diversifikasi mata uang dolar AS ke dalam emas.




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×