Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas bertahan stabil pada Jumat pagi setelah Rabu lalu mencatat level terendah dalam tiga pekan terakhir. Indeks harga produsen dan data penjualan ritel Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran bahwa suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Suku bunga tinggi menaikkan nilai tukar dolar AS dan imbal hasil obligasi. Alhasil, emas yang tidak menawarkan imbal hasil menjadi kalah saing sebagai instrumen investasi.
Jumat (15/9) pukul 7.15 WIB, harga emas spot menguat tipis ke US$ 1.910,98 per ons troi dari penutupan perdagangan kemarin US$ 1.910,79 per ons troi. Harga emas spot turun hingga US$ 1.908,12 per ons troi yang merupakan level terendah sejak 23 Agustus.
Sedangkan harga emas kontrak Desember 2023 di Commodity Exchange turun tipis ke US$ 1.932 per ons troi dari penutupan perdagangan kemarin US$ 1.932,80 per ons troi. Harga emas berjangka ini pun mencapai level terendah sejak 23 Agustus 2023.
Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini (15/9) di Pegadaian Kompak Turun
“Kami melihat beberapa data inflasi utama lebih tinggi dari perkiraan dan sebagai hasilnya, kami melihat imbal hasil kembali naik dan terus menekan pasar emas spot,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures kepada Reuters.
Data menunjukkan harga produsen AS meningkat sebesar 0,7% pada bulan Agustus, terbesar dalam lebih dari setahun. Sementara penjualan ritel AS meningkat sebesar 0,6% dibandingkan ekspektasi Reuters sebesar 0,2% pada periode yang sama.
Indeks dolar AS melonjak 0,6% ke level tertinggi dalam enam bulan. Penguatan nilai tukar dolar AS mengurangi daya tarik emas bagi investor luar negeri. Imbal hasil obligasi 10 tahun juga meningkat.
“Ada kekhawatiran The Fed mungkin terus menaikkan suku bunga atau imbal hasil terus meningkat dan hal ini memberikan tekanan pada pasar emas,” kata Meger.
Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil Menjelang Keputusan ECB dan Data AS pada Kamis (14/9)
Meskipun pasar memperkirakan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada pertemuan kebijakan mereka minggu depan, ada kemungkinan 39% kenaikan suku bunga di bulan November, menurut FedWatch Tool CME.
Bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB) semalam menaikkan suku bunga utamanya ke rekor tertinggi sebesar 4%. ECB mengisyaratkan bahwa kenaikan ini mungkin merupakan langkah terakhir.
Para analis mengatakan, level US$ 1.900 untuk emas cukup terdukung dan akan menarik bargain hunter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News