Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Ariston menjelaskan, pelemahan harga emas spot dan penguatan rupiah terhadap dolar AS saat ini didukung respons positif pasar terhadap pembukaan kembali perekonomian di tengah pandemi Covid-19. Pembukaan aktivitas ekonomi ikut memunculkan harapan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
Tapi, harga emas diperkirakan belum akan masuk dalam tren penurunan mengingat perekonomian masih tertekan akibat Covid-19. Ditambah lagi, peluang perang dagang antara AS dan China kembali memanas. "Hanya saja, peluang harga emas untuk turun semakin membesar, jika pembukaan ekonomi tidak memicu kenaikan jumlah penyebaran wabah," kata Ariston.
Untuk itu, dengan berbagai sentimen yang ada saat ini Ariston memperkirakan harga emas Antam masih berpeluang untuk mendekati harga Rp 800.000 per gram dalam waktu dekat. Investor disarankan wait and see terlebih dulu.
"Dalam waktu dekat, harga emas masih ada potensi mengalami tekanan lebih lanjut, dan bertahan di kisaran Rp 850.000 per gram akhir tahun ini," ujarnya.
Baca Juga: Harga emas Antam stabil di level Rp 876.000 per gram pada hari ini
Sebelumnya, Business Manager Indosukses Futures Suluh Adil Wicaksono mengatakan penurunan harga emas Antam juga didukung positifnya data non farm payroll AS. Hingga akhir Mei, data non farm payroll AS menunjukkan pertambahan jumlah orang yang diperkerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintah sebesar 2,5 juta orang.
Kondisi tersebut, sekaligus berhasil menekan angka pengangguran AS menjadi 13,3% dari sebelumnya 14,7%. Alhasil sejalan dengan itu nilai tukar dolar AS bergerak positif atau menguat. Mengutip Bloomberg, Senin (8/6) nilai tukar rupiah ditutup koreksi tipis 0,05% di level Rp 13.885 per dolar AS.
"Senin (8/6) jadi waktu yang tepat untuk beli emas Antam, karena rupiah masih di bawah Rp 14.000 per dolar AS, dan harga emas spot masih di bawah US$ 1.700 per ons troi," tegas Suluh kepada Kontan.co.id, Minggu (8/6).
Baca Juga: Kenaikan cadangan devisa belum membuat rupiah lebih perkasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News