kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,40   -11,14   -1.23%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Emas Antam Melonjak ke Rp 1.306.000, Selasa (9/4), Ini Pendorongnya


Selasa, 09 April 2024 / 15:00 WIB
Harga Emas Antam Melonjak ke Rp 1.306.000, Selasa (9/4), Ini Pendorongnya
ILUSTRASI. Jelang Lebaran Idul Fitri 2024, harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali melonjak


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang Lebaran Idul Fitri 2024, harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) kembali melonjak signifikan pada hari ini, Selasa (9/4).

Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 1.306.000 . Harga emas Antam itu naik tajam Rp 17.000 per gram, dari harga sebelumnya  Rp 1.289.000.

Tren kenaikan harga emas di Indonesia memang sudah dimulai pada pekan kedua Februari, dari level Rp 1.114.000 per gram. Namun lonjakan harga yang signifikan dimulai pada awal Maret hingga saat ini.

Sedangkan harga emas Antam naik mengekor kenaikan harga emas dunia yang pada awal April mencatatkan rekor tertinggi baru di level US$ 2.265 per ons troi. 

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, harga emas Antam terus melonjak dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain, inflasi yang terus-menerus selama bertahun-tahun sehingga secara bertahap mengikis nilai mata uang. Hal ini mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset seperti emas. 

Baca Juga: Harga Emas Spot di US$2.345,09 pada Selasa (9/4) Siang, Mendekati Rekor Tertingginya

Kemudian sentimen lainnya, Sutopo bilang, datang dari antisipasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed) yang mungkin akan terjadi pada Juni mendatang. Serta langkah serupa yang diharapkan dari bank sentral besar seperti Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of England (BoE$, semakin memicu tren ini. 

“Pasar berjangka mengindikasikan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar seperempat poin pada bulan Juni, dan komentar terbaru dari Ketua Fed Jerome Powell mendukung perkiraan ini,” kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Selasa (9/4).

Lebih lanjut, Sutopo mengatakan, sentimen selanjutnya yang membuat harga emas naik yaitu, adanya potensi pemulihan permintaan Tiongkok, seperti membaiknya data ekonomi terbesar kedua di dunia, yang terutama disorot dalam angka PMI terbaru pada akhir pekan. 

“Perekonomian Tiongkok yang lebih kuat biasanya berkorelasi dengan peningkatan permintaan logam mulia, sehingga memperkuat harga logam tersebut,” imbuhnya. 

Dia menuturkan, faktor lain yang berkontribusi terhadap kenaikan emas adalah momentum, di mana para pedagang cenderung berspekulasi pada aset yang menunjukkan momentum bullish yang kuat. 

“Singkatnya, kenaikan logam mulia berasal dari kombinasi berbagai faktor termasuk tekanan inflasi, ekspektasi penurunan suku bunga, optimisme terhadap permintaan Tiongkok, dan perilaku perdagangan yang didorong oleh momentum,” kata dia. 

Menurut dia, adanya momentum Lebaran Idul Fitri ini telah memicu inflasi pada kebutuhan dasar. Hal tersebut pada akhirnya mendukung harga emas. 

Oleh sebab itu, Sutopo memprediksi setelah Lebaran, harga emas antam akan mengikuti pasar dunia, dan belum ada indikasi penurunan untuk korektif. Dia menyebutkan, harga emas meningkat sebesar US$ 232,90 per ons troi atau naik 11,29% sejak awal tahun 2024.

Dia pun memprediksi harga emas internasional pada akhir kuartal II-2024 akan mencapai US$ 2.273 per ons troi. Sedangkan untuk akhir tahun 2024, diprediksi akan berada di US$ 2.341 - US$ 2.500 per ons troi. 

"Sentimen dari proyeksi tersebut yakni, seiring akan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh bank sentral dunia," kata Sutopo. 

Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp 17.000 ke Level Rp 1.306.000 Per Gram Pada Hari Ini (9/4)

Sementara untuk harga emas Antam, dia memprediksi kemungkinan akan menguat di kisaran Rp 1.273.000 per gram untuk semester II-2024, dan pada akhir tahun diproyeksi akan berada di level Rp 1.300.000 hingga Rp 1.388.000 per gram. 

“Perkiraan ini tentu saja akan berubah seiring penguatan dan pelemahan kurs berjalan,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×