Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minyak sawit berjangka Malaysia jatuh di bawah MYR 3.950 per ton pada Selasa (29/4), menandai sesi kerugian kedua berturut-turut. Harga crude palm oil (CPO) terbebani oleh produksi yang lebih tinggi pada bulan Maret setelah panen yang tertunda pada bulan Februari karena curah hujan yang tinggi dan banjir.
Seperti dikutip Tradingeconomics, Selasa (29/4), sementara itu, stok naik menjadi 1,56 juta ton pada bulan Maret, peningkatan pertama dalam tujuh bulan. Volatilitas pasar terus berlanjut di tengah sinyal yang saling bertentangan tentang tarif AS—Beijing.
China membantah laporan bahwa mereka sedang dalam pembicaraan untuk melonggarkan pungutan tarif, sementara Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan langkah selanjutnya adalah di tangan China.
Baca Juga: Menteri Amran Bertemu Menteri Pertanian Jepang, Bahas Potensi Kerjasama CPO dan Susu
Namun, estimasi ekspor yang solid membantu membatasi penurunan lebih lanjut, dengan data surveyor kargo menunjukkan pengiriman naik sebesar 13,8% hingga 14,8% selama 1–25 April dari bulan sebelumnya.
Di India, importir utama dunia, permintaan minyak sawit dapat meningkat pada bulan April setelah lima bulan pembelian yang lesu, didukung oleh harga yang lebih rendah dan margin yang lebih baik relatif terhadap minyak kedelai.
Pada bulan Maret, India mengimpor 424.600 ton minyak sawit, naik 13,7% dari Februari tetapi masih 38% lebih rendah dari bulan yang sama tahun lalu.
Selanjutnya: BEI Pantau Pergerakan Saham Sarana Mitra Luas (SMIL)
Menarik Dibaca: Rahasia Resep Kue Carabikang Enak yang Mengembang, Mekar, dan Berongga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News